Kaidah
ke-1
" Ad-Da'wah Ila Allah Sabil
An-Najah Fiddunya wal Akhirah"
Dakwah di Jalan Allah, Jalan Kesuksesan di Dunia dan Akhirat
Dakwah di Jalan Allah, Jalan Kesuksesan di Dunia dan Akhirat
Atas para da'I sudah menjadi kewajiban untuk mengetahui bahwa
Allah Swt menciptakan manusia untuk beribadah kepada-Nya,
sebagaimana yang Allah Swt katakan, "وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ"(QS.Adz-Dzariyat:56).
Ibadah tidak dilakukan kecuali dengan mata hati yang hanya bisa dicapai jika
sesuai dengan jalan-Nya, yang Allah turunkan kepada para rasul dan
nabi-nabi-Nya. Sejatinya para rasul dan nabi-nabi adalah seorang da'I, yang
memberikan petunjuk kepada kebenaran dan ini adalah misi mereka yang paling
utama sebagai bentuk merealisasikan tujuan Allah dalam menjadikan Adam sebagai
khalifah di muka bumi; memberlakukan hukum sesuai ketentuan Allah dan
menjalankan perintah-Nya. Allah mengatakan," وَ إِذْ قَالَ رَبُّكَ" "لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّيْ جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيْفَةً (Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada
para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di
muka bumi" QS.Al-Baqarah:30), tujuan Allah menciptakan manusia adalah
untuk menjadikannya hanya sibuk mengerjakan perintah Allah, lagi-lagi seperti
yang Allah katakan, "وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ." (tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali
untuk mereka beribada kepada-Ku. QS: Adz-dzariat:56).
Ar-Razi bertanya,
"Ibadah apakah yang menjadikan jin manusia diciptakan untuknya?" kami
menjawab, "mengagungkan perintah Allah dan berbuat baik kepada
sesama" kemudian ia berkata, " ketika cara pengagungan yang pantas
terhadap Allah Swt tidak diketahui oleh kita, maka wajib bagi kita untuk mengikuti
tuntunan Rasulullah Saw. Sesungguhnya Allah telah memberikan nikmat kepada
hamba-hamba-Nya dengan mengutus para rasul-Nya yang menjelaskan jalan dalam
berbagai macam ibadah". (Tafsir Ar-Razi, 435/28)
Pembagian terhadap
fungsi ibadah ini merupakan pembagian yang ringkas namun mencakup seluruhnya.
Berdakwah di jalan
Allah merupakan bentuk yang paling jelas dari bentuk-bentuk pengagungan, yang
mana seseorang itu mengajak pada sebuah pemikiran atau tujuan dan meluangkan
daya upaya di jalan-Nya. Dia melakukan itu semua karena dirinya dipenuhi oleh
tujuan dan pemikiran tersebut.
Dalam berdakwah di jalan Allah terdapat dalil tentang kepedulian
terhadap hamba-hamba Allah, karena seorang da'I ingin mengeluarkan manusia dari
kondisi sempit carut marut dan terpecah belah kepada kondisi bernaungkan sebuah
sistem yang dirancang untuk luasnya agama dan ufuknya yang membentang. Dan yang mampu mengembannya untuk membahagiakan manusia dan
mengeluarkan mereka dari neraka ke surga.
Para
nabi Allah dan rasul-rasul-Nya Allah perintahkan untuk berdakwah di jalan-Nya
dan menjaga tujuan dari Allah menciptakan makhluk-Nya, mereka benar-benar
bersungguh-sungguh dalam mendakwahi manusia demi tujuan ini. Dan sudah
dikisahkan juga di dalam Al-Qur'an yang mulia kepada kita tentang peperangan
para nabi dengan kaum-kaumnya, menegaskan selalu terhadap selamatnya para da'I dari kehancuran orang-orang dzalim yang
menentangnya.
Dalam kisah Nabi Nuh As dengan kaumnya, hasilnya: "فَكَذَّبُوهُ فَنَجَّيْنَاهُ وَمَنْ مَعَهُ فِي الْفُلْكِ وَجَعَلْنَاهُمْ خَلَائِفَ وَأَغْرَقْنَا الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا ۖ فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُنْذَرِينَ." (lalu mereka mendustakan
Nuh maka Kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya di dalam bahtera.
Dan kami jadikan mereka itu pemegang kekuasaan dan Kami tenggelamkan
orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka perhatikanlah bagaimana
kesudahan orang-orang yang diberi peringatan itu. QS.Yunus:73).
Dan dalam kisah Nabi Hud As dengan kaumnya, hasilnya: "وَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا نَجَّيْنَا هُودًا وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ بِرَحْمَةٍ مِنَّا وَنَجَّيْنَاهُمْ مِنْ عَذَابٍ غَلِيظٍ" (dan tatkala datang azab Kami,
Kami selamatan Hud dan orang-orang beriman bersama dia dengan rahmat dari Kami,
dan Kami selamatkan (pula) mereka (di akhirat) dari azab yang berat.
QS.Hud:58).
إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَٰئِكَ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ كَبِيرٌ
(kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan
mengerjakan amal-amal saleh; mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar.
QS.Hud:66).
Dalam
kisah Nabi Luth As, hasilnya:
قَالُوا يَا لُوطُ إِنَّا رُسُلُ رَبِّكَ لَنْ يَصِلُوا إِلَيْكَ ۖ فَأَسْرِ بِأَهْلِكَ بِقِطْعٍ مِنَ اللَّيْلِ وَلَا يَلْتَفِتْ مِنْكُمْ أَحَدٌ إِلَّا امْرَأَتَكَ ۖ إِنَّهُ مُصِيبُهَا مَا أَصَابَهُمْ ۚ إِنَّ مَوْعِدَهُمُ الصُّبْحُ ۚ أَلَيْسَ الصُّبْحُ بِقَرِيبٍ
(Para utusan (malaikat) berkata:
"Hai Luth, sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Tuhanmu, sekali-kali
mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah dengan membawa keluarga
dan pengikut-pengikut kamu di akhir malam dan janganlah ada seorangpun di
antara kamu yang tertinggal, kecuali isterimu. Sesungguhnya dia akan ditimpa
azab yang menimpa mereka karena sesungguhnya saat jatuhnya azab kepada mereka
ialah di waktu subuh; bukankah subuh itu sudah dekat?" QS.Hud:81).
فَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا جَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهَا حِجَارَةً مِنْ سِجِّيلٍ مَنْضُودٍ
(Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth
itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu
dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi. QS.Hud:82).
Dalam kisah Nabi Syu'aib As, hasilnya:
وَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا نَجَّيْنَا شُعَيْبًا وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ بِرَحْمَةٍ مِنَّا وَأَخَذَتِ الَّذِينَ ظَلَمُوا الصَّيْحَةُ فَأَصْبَحُوا فِي دِيَارِهِمْ جَاثِمِينَ
(Dan tatkala datang azab Kami,
Kami selamatkan Syu´aib dan orang-orang yang beriman bersama-sama dengan dia
dengan rahmat dari Kami, dan orang-orang yang zalim dibinasakan oleh satu suara
yang mengguntur, lalu jadilah mereka mati bergelimpangan di rumahnya.
QS.Hud:94).
Dalam kisah Nabi Musa As,
dengan Fir'aun dan kaumnya, hasilnya:
فَانْتَقَمْنَا مِنْهُمْ فَأَغْرَقْنَاهُمْ فِي الْيَمِّ بِأَنَّهُمْ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَكَانُوا عَنْهَا غَافِلِينَ
(Kemudian Kami menghukum mereka, maka Kami tenggelamkan mereka
di laut disebabkan mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka adalah
orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami itu. QS.Al-A'raf:136).
وَأَوْرَثْنَا الْقَوْمَ الَّذِينَ كَانُوا يُسْتَضْعَفُونَ مَشَارِقَ الْأَرْضِ وَمَغَارِبَهَا الَّتِي بَارَكْنَا فِيهَا ۖ وَتَمَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ الْحُسْنَىٰ عَلَىٰ بَنِي إِسْرَائِيلَ بِمَا صَبَرُوا ۖ وَدَمَّرْنَا مَا كَانَ يَصْنَعُ فِرْعَوْنُ وَقَوْمُهُ وَمَا كَانُوا يَعْرِشُونَ
(Dan Kami pusakakan kepada kaum yang telah ditindas itu,
negeri-negeri bahagian timur bumi dan bahagian baratnya yang telah Kami beri
berkah padanya. Dan telah sempurnalah perkataan Tuhanmu yang baik (sebagai
janji) untuk Bani Israil disebabkan kesabaran mereka. Dan Kami hancurkan apa
yang telah dibuat Fir´aun dan kaumnya dan apa yang telah dibangun mereka.
QS.Al-A'raf:137).
Dan dalam cerita tentang sebuah
kampung yang dahulu menjadi pusat peradaban laut, hasilnya:
فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ أَنْجَيْنَا الَّذِينَ يَنْهَوْنَ عَنِ السُّوءِ وَأَخَذْنَا الَّذِينَ ظَلَمُوا بِعَذَابٍ بَئِيسٍ بِمَا كَانُوا يَفْسُقُونَ
(Maka tatkala mereka melupakan apa
yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang melarang
dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan
yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik. QS.Al-A'raf:165).
Semua ayat ini untuk meyakinkan akan
keselamatan atau kesuksesan dalam berdakwah di jalan Allah. Dan ini adalah
janji Allah Swt kepada orang-orang beriman,
ثُمَّ نُنَجِّي رُسُلَنَا وَالَّذِينَ آمَنُوا ۚ كَذَٰلِكَ حَقًّا عَلَيْنَا نُنْجِ الْمُؤْمِنِينَ
(Kemudian Kami selamatkan rasul-rasul
Kami dan orang-orang yang beriman, demikianlah menjadi kewajiban atas Kami
menyelamatkan orang-orang yang beriman. QS.Yunus:103)
Sayyid Quthb rahimahullah
berkata, "Ini sudah menjadi ketetapan Allah di muka bumi dan ini adalah
janji-Nya kepada para kekasih-Nya, dan
ketika jalan menjadi panjang bagi orang-orang beriman, maka wajib diketahui bahwa
itulah jalannya. Dia harus meyakini akhiran dan ganjaran bagi orang-orang
beriman. Dan jangan memburu-buru janji Allah sampai kelak janji-Nya pasti akan
melalui jalan dakwah ini. Allah tidak akan pernah mencurangi para kekasih-Nya.
Tidak akan lemah dalam menolong hamba-hamba-Nya dengan kekuatan-Nya, dan tidak akan pernah menyerahkannya kepada para musuh, tetapi
Allah akan memberitahu mereka, memahamkan mereka dan membekali mereka –dalam
cobaan- dengan bekal perjalanan". (Fi Dzhilalil Qur'an: 1812/3)
Tidak ada kerugian dalam
berdakwah:
Perkara
dakwah tidak seperti yang disangkakan sebagian manusia, bahwa dakwah itu
melelahkan, merugikan, keras, dan menyakitkan. Dakwah memang tidak pernah
kosong dari lelah dan sulit tetapi ia lezat, dan nyaman di hati. Karena itu
para da'I rela berkorban dalam dakwah baik dengan mahal ataupun murah,
merasakan siksa, bahkan jika harus sampai menjumpai kematian demi dakwah.
Mereka itulah yang lebih bahagia daripada manusia tanpa dakwah. Adapun di
akhirnya, maka dakwah adalah kemenangan, selainnya adalah kegagalan, ialah yang
kekal, selainnya maka fana.
Dakwah Nabi Muhammad Saw, amanah
bagi ummat manusia:
Bisa
diperhatikan dari ayat Al-Qur'an mulia yang membahas tentang perang para nabi
dengan kaum-kaumnya, bahwa para pendusta dari kaum-kaum ini, mereka mendapatkan
adzab Allah Swt dan tidak tersisa dari mereka di bumi ini kecuali kampung-kampungnya. Allahpun
tidak menyisakan sedikit saja dari mereka. Dengan datangnya Nabi Muhammad
Saw, dihilangkannya adzab-adzab berupa
topan, petir, dan angin. Ini semua merupakan penghormatan terhadap ummat ini
yang tidak pernah sepi dari orang-orang yang membela Allah dengan hujjah,
tidak juga sepi dari golongan yang selalu tampak terhadap perintah Allah hingga
Allah menentukan takdir-Nya. Dan golongan ini, mereka adalah para da'i. dan
atas mereka Allah takdirkan keselamatan dari ummat yang dihancurkan satu tahun
penuh. Ketika bumi sepi dari golongan yang mulia ini, maka sesungguhnya kiamat
akan terjadi.
1. Nabi Muhammad Saw bersabda yang artinya, tidak akan terjadi
kiamat kecuali atas orang-orang jahat (Shahih Muslim)
2. Nabi Muhammad Saw bersabda yang artinya, tidak akan terjadi
kiamat kepada seseorang yang mengucapkan: Allah, Allah (Shahih Muslim,
Syarh An-Nawawi) dan di riwayat: sampai di bumi tidak lagi diucapkan: Allah
Allah.
Kedua,
perkataan Rasulullah Saw, sesungguhnya Allah meniupkan angin dari Yaman,
lebih lembut daripada sutera. Seseorang tidak akan meninggalkan sebutir bijipun
dari imannya kecuali angin itu akan menyapunya. (Shahih Muslim, Syarh
An-Nawawi).
Dan
bisa kita perhatikan dari riwayat-riwayat
ini, antara kekalnya golongan orang-orang beriman adalah sampai
kiamat, dan terjadinya kiamat itu atas orang-orang jahat.
Para
da'I telah menempatkan dirinya pada jihad, dan menyerahkannya untuk berkorban
di jalan Allah, maka sesungguhnya tugas mereka ini menjadikan mereka lebih
mampu atas penyerangan dan mujawalah, insyaAllah dengan
izin-Nya mereka akan menang, sukses dan para musuh akan kalah.
Kesuksesan
di sini, bukan dimaksudkan atas kesuksesan diri sendiri dari segala penderitaan
dan kesakitan, kesuksesan di sini dimaksudkan pada kesuksesan jama'ah dan
konsepnya di akhir. Adapun di akhirat maka gambaran kesuksesan adalah penuh
kenikmatan, ketenangan, dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, di dalamnya
terdapat sesuatu yang mata tak dapat melihatnya, telinga tidak dapat mendengarnya,
bahkan hati seseorang tak mampu menggambarkannya
Tidak ada komentar :
Posting Komentar