Sabtu, 07 Desember 2013

ABG, TERSESAT DI JALUR GLAMOUR

ABG atau anak baru gede, sekarang mendapat julukan baru Ababil. Kepanjangannya, anak baru labil atau anak baru gede labil. Julukan ini muncul dari kalangan mereka sendiri atau dari generasi yang lebih senior. Begitu membuka Google, dan ketik ababil, dalam waktu 0.29 detik muncul 2,290.000 laman atau situs yang menyebut kata ababil.
 Meski demikian, istilah ababil ternyata belum mampu mengalahkan istilah ABG. Sebab di Google, dalam waktu 0.40 detik kita klik ABG muncul 68,300.000 tautan. Gejala dan data ini menunjukkan kalau pertama, masalah ABG atau Ababil merupakan masalah penting, banyak yang menganggap penting. Kedua, ini menunjukkann kalau kalangan ABG atau kalangan ababil sendiri yang aktif bergiat di internet dan menulis atau mengakses sajian internet jumlahnya amat banyak. Jangan-jangan mereka dunia maya ketimbang dengan orangtuanya. Lewat dunia maya ini mereka bisa berman-main dengan banyak hal, termasuk bermain-main dengan dunia pornografi, berkenalan dengan orang yang tidak jelas yang kemudian mengaja pacaran, mengadakan transaksi seksual dan sebagainya.
Sebagai generasi yang masih labil, dan galau, mereka kadang bingung dengan mereka sendiri. Anak-anak bukan, orang dewasa bukan. Nanggung. Mereka pun banyak yang bingung ketika mencari dirinya sendiri. Jalan termudah, mereka mencari jati diri lewat kelompoknya. Mereka merasa kuat dan mengidentifikasi dirinya lewat kelompoknya. Kelompok apa saja yang mudah mereka jangkau. Sebab seringkali tidak ada yang mengarahkan untuk memilihkan kelompok yang positif.
Disini memang mulai muncul masalah. Kalau mereka salah mencari kelompok maka mereka justru panen masalah baru. Misalnya, mereka masuk dalam kelompok yang suka merokok satu langkah berikut, masuk ke dalam kelmpok pecandu narkoba. Atau mereka masuk ke dalam kelompok yang disebut geng motor. Mula-mula hanya iseng, ikut kelompok suka bermotor kemana-mana, balapan motor, kemudian berkelahi atau tawuran dengan kelompk bermotor lain. Nasib menjadi buruk, jika kelompok-kelompok labil jiwanya ini jatuh dalam cengkeraman pentolan penjahat seperti Kelewang dari Riau. Mereka bisa menjad-jadi tingkahnya, sok jagoan dan melakukan tindak kriminal.
Kelompok anak baru labil dan galau ini juga ada yang menjadi pengagum tokoh tertentu. Kalau yang dikagumi adalah tokoh baik dan alim, lumayan nasib mereka. Mereka anak meniru toko idola ini. Kalau idola mereka, misalnya penanyi pop atau bintang sinetron pop, hidupnya penuh gaya glamour, mereka langsung menirukan. Mereka menirukan cara berpakaian, cara ngomong, cara makan, cara berpacaran dan cara mengenakan asesories dari sang idola itu. Semua ini dilakukan dengan penuh kebanggaan. Sekalipun secara moral dan nilai agama salah. Kalau malam Minggu atau hari Valentine, atau malam Tahun Baru banyak di antara mereka yang hanyut dalam pesta, di hotel, di tempat wisata dan pestanya ini mengarah pada pesta mabuk-mabukan dan pesta seks bebas.
Melalui jalur glamour inilah kemudian banyak ABG atau ababil yang tersesat. Sebab untuk membiayai gaya hidup glampur, banyak yang sukarela menjual dirinya menjual dagingnya yang paling berharga untukditkar dengan uang. Dari pengakuan mereka, malahan, mereka ketagihan untuk menikmatinya. Sudah banyak laporan yang menunjukkan bagaimana angka ketidakperawanan ABG di banyak kota, dan desa makin bertambah prosentasenya. Sekali tersesat mereka malah melanjutkan dunia haram ini, demi mendapatkan uang dan kenikmatan sesaat.
Yang jelas, sebagai anak yang baru labil, sebenarnya mereka memiliki energi atau tenaga yang melimpah, mereka juga punya cita-cita melimpah, kreativitas yang melimpah, mereka juga punya emosi yang melimpah. Akan tersalur kemana potensi mereka dalam mencari jati diri bergantung pada pilihan mereka mencari kelompok, kedekatan mereka dengan orang tua dan guru, dan lingkungan yang domnan di sekelliling mereka. Inilah yang membuat banyak sekolah menengah menyedakan fasilitas ekstra kulikuler, dan muncul banyak kelompok hobi di masyarakat.
Apa yang perlu dilakukan oleh organisasi dakwah, dan oraginassi yang menangani keluarga dan remaja agar sebagai ababil mereka dapat memasuki jalan cerah? Bisakah mereka diselamatkan dari jalur glamour ni? (Bahan dan tulisan: tof)

Tidak ada komentar :

Posting Komentar