Aku khawatir terhadap suatu masa yang rodanya dapat menggilas keimanan.
Keyakinan tinggal pemikiran, yang tidak berbekas pada perbuatan.
Banyak orang baik, tapi tidak berakal.
Ada orang berakal, tapi tidak beriman.
Ada yang berlidah fasih, tapi berhati lalai..
Ada yang khusyuk, tapi sibuk dalam kesendirian.
Ada yang ahli ibadah, tapi mewarisi kesombongan iblis.
Ada yang ahli maksiat, tapi rendah hati bagaikan sufi.
Ada yang banyak tertawa hingga hatinya berkarat, dan.
Ada yang banyak menangis karena kufur nikmat.
Ada yang murah senyum, tapi hatinya mengumpat.
Ada yang berhati tulus, tapi wajahnya cemberut.
Ada yang berlisan bijak, tapi tak memberi teladan.
Ada pezina, yang tampil jadi figur.
Ada yang punya ilmu, tapi tidak paham.
Ada yang paham, tapi tidak menjalankan.
Ada yang pintar, tapi membodohi.
Ada yang bodoh, tapi tak tahu diri.
Ada yang beragama, tapi tidak berakhlak.
Ada yang berakhlak, tapi tidak ber-Tuhan.
Lalu, diantara semua itu.. aku ada dimana?!
(ALI BIN ABI THOLIB, rodhiyaLLohu 'anhu)
"Kehidupan hati, adalah sumber dari segala kebaikan. Kematian hati,
adalah sumber dari segala keburukan. Hati tidak bisa hidup dan sehat,
kecuali dengan menjadikan Allah Swt, sebagai Rabbnya, Tujuan hidupnya,
dan Sesuatu yang paling dicintainya." (Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah)
Jumat, 28 Februari 2014
KAIDAH DAKWAH 1
Kaidah
ke-1
" Ad-Da'wah Ila Allah Sabil
An-Najah Fiddunya wal Akhirah"
Dakwah di Jalan Allah, Jalan Kesuksesan di Dunia dan Akhirat
Dakwah di Jalan Allah, Jalan Kesuksesan di Dunia dan Akhirat
Atas para da'I sudah menjadi kewajiban untuk mengetahui bahwa
Allah Swt menciptakan manusia untuk beribadah kepada-Nya,
sebagaimana yang Allah Swt katakan, "وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ"(QS.Adz-Dzariyat:56).
Ibadah tidak dilakukan kecuali dengan mata hati yang hanya bisa dicapai jika
sesuai dengan jalan-Nya, yang Allah turunkan kepada para rasul dan
nabi-nabi-Nya. Sejatinya para rasul dan nabi-nabi adalah seorang da'I, yang
memberikan petunjuk kepada kebenaran dan ini adalah misi mereka yang paling
utama sebagai bentuk merealisasikan tujuan Allah dalam menjadikan Adam sebagai
khalifah di muka bumi; memberlakukan hukum sesuai ketentuan Allah dan
menjalankan perintah-Nya. Allah mengatakan," وَ إِذْ قَالَ رَبُّكَ" "لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّيْ جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيْفَةً (Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada
para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di
muka bumi" QS.Al-Baqarah:30), tujuan Allah menciptakan manusia adalah
untuk menjadikannya hanya sibuk mengerjakan perintah Allah, lagi-lagi seperti
yang Allah katakan, "وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ." (tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali
untuk mereka beribada kepada-Ku. QS: Adz-dzariat:56).
Ar-Razi bertanya,
"Ibadah apakah yang menjadikan jin manusia diciptakan untuknya?" kami
menjawab, "mengagungkan perintah Allah dan berbuat baik kepada
sesama" kemudian ia berkata, " ketika cara pengagungan yang pantas
terhadap Allah Swt tidak diketahui oleh kita, maka wajib bagi kita untuk mengikuti
tuntunan Rasulullah Saw. Sesungguhnya Allah telah memberikan nikmat kepada
hamba-hamba-Nya dengan mengutus para rasul-Nya yang menjelaskan jalan dalam
berbagai macam ibadah". (Tafsir Ar-Razi, 435/28)
Pembagian terhadap
fungsi ibadah ini merupakan pembagian yang ringkas namun mencakup seluruhnya.
Berdakwah di jalan
Allah merupakan bentuk yang paling jelas dari bentuk-bentuk pengagungan, yang
mana seseorang itu mengajak pada sebuah pemikiran atau tujuan dan meluangkan
daya upaya di jalan-Nya. Dia melakukan itu semua karena dirinya dipenuhi oleh
tujuan dan pemikiran tersebut.
Dalam berdakwah di jalan Allah terdapat dalil tentang kepedulian
terhadap hamba-hamba Allah, karena seorang da'I ingin mengeluarkan manusia dari
kondisi sempit carut marut dan terpecah belah kepada kondisi bernaungkan sebuah
sistem yang dirancang untuk luasnya agama dan ufuknya yang membentang. Dan yang mampu mengembannya untuk membahagiakan manusia dan
mengeluarkan mereka dari neraka ke surga.
Para
nabi Allah dan rasul-rasul-Nya Allah perintahkan untuk berdakwah di jalan-Nya
dan menjaga tujuan dari Allah menciptakan makhluk-Nya, mereka benar-benar
bersungguh-sungguh dalam mendakwahi manusia demi tujuan ini. Dan sudah
dikisahkan juga di dalam Al-Qur'an yang mulia kepada kita tentang peperangan
para nabi dengan kaum-kaumnya, menegaskan selalu terhadap selamatnya para da'I dari kehancuran orang-orang dzalim yang
menentangnya.
Dalam kisah Nabi Nuh As dengan kaumnya, hasilnya: "فَكَذَّبُوهُ فَنَجَّيْنَاهُ وَمَنْ مَعَهُ فِي الْفُلْكِ وَجَعَلْنَاهُمْ خَلَائِفَ وَأَغْرَقْنَا الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا ۖ فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُنْذَرِينَ." (lalu mereka mendustakan
Nuh maka Kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya di dalam bahtera.
Dan kami jadikan mereka itu pemegang kekuasaan dan Kami tenggelamkan
orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka perhatikanlah bagaimana
kesudahan orang-orang yang diberi peringatan itu. QS.Yunus:73).
Dan dalam kisah Nabi Hud As dengan kaumnya, hasilnya: "وَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا نَجَّيْنَا هُودًا وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ بِرَحْمَةٍ مِنَّا وَنَجَّيْنَاهُمْ مِنْ عَذَابٍ غَلِيظٍ" (dan tatkala datang azab Kami,
Kami selamatan Hud dan orang-orang beriman bersama dia dengan rahmat dari Kami,
dan Kami selamatkan (pula) mereka (di akhirat) dari azab yang berat.
QS.Hud:58).
إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَٰئِكَ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ كَبِيرٌ
(kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan
mengerjakan amal-amal saleh; mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar.
QS.Hud:66).
Dalam
kisah Nabi Luth As, hasilnya:
قَالُوا يَا لُوطُ إِنَّا رُسُلُ رَبِّكَ لَنْ يَصِلُوا إِلَيْكَ ۖ فَأَسْرِ بِأَهْلِكَ بِقِطْعٍ مِنَ اللَّيْلِ وَلَا يَلْتَفِتْ مِنْكُمْ أَحَدٌ إِلَّا امْرَأَتَكَ ۖ إِنَّهُ مُصِيبُهَا مَا أَصَابَهُمْ ۚ إِنَّ مَوْعِدَهُمُ الصُّبْحُ ۚ أَلَيْسَ الصُّبْحُ بِقَرِيبٍ
(Para utusan (malaikat) berkata:
"Hai Luth, sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Tuhanmu, sekali-kali
mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah dengan membawa keluarga
dan pengikut-pengikut kamu di akhir malam dan janganlah ada seorangpun di
antara kamu yang tertinggal, kecuali isterimu. Sesungguhnya dia akan ditimpa
azab yang menimpa mereka karena sesungguhnya saat jatuhnya azab kepada mereka
ialah di waktu subuh; bukankah subuh itu sudah dekat?" QS.Hud:81).
فَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا جَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهَا حِجَارَةً مِنْ سِجِّيلٍ مَنْضُودٍ
(Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth
itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu
dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi. QS.Hud:82).
Dalam kisah Nabi Syu'aib As, hasilnya:
وَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا نَجَّيْنَا شُعَيْبًا وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ بِرَحْمَةٍ مِنَّا وَأَخَذَتِ الَّذِينَ ظَلَمُوا الصَّيْحَةُ فَأَصْبَحُوا فِي دِيَارِهِمْ جَاثِمِينَ
(Dan tatkala datang azab Kami,
Kami selamatkan Syu´aib dan orang-orang yang beriman bersama-sama dengan dia
dengan rahmat dari Kami, dan orang-orang yang zalim dibinasakan oleh satu suara
yang mengguntur, lalu jadilah mereka mati bergelimpangan di rumahnya.
QS.Hud:94).
Dalam kisah Nabi Musa As,
dengan Fir'aun dan kaumnya, hasilnya:
فَانْتَقَمْنَا مِنْهُمْ فَأَغْرَقْنَاهُمْ فِي الْيَمِّ بِأَنَّهُمْ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَكَانُوا عَنْهَا غَافِلِينَ
(Kemudian Kami menghukum mereka, maka Kami tenggelamkan mereka
di laut disebabkan mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka adalah
orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami itu. QS.Al-A'raf:136).
وَأَوْرَثْنَا الْقَوْمَ الَّذِينَ كَانُوا يُسْتَضْعَفُونَ مَشَارِقَ الْأَرْضِ وَمَغَارِبَهَا الَّتِي بَارَكْنَا فِيهَا ۖ وَتَمَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ الْحُسْنَىٰ عَلَىٰ بَنِي إِسْرَائِيلَ بِمَا صَبَرُوا ۖ وَدَمَّرْنَا مَا كَانَ يَصْنَعُ فِرْعَوْنُ وَقَوْمُهُ وَمَا كَانُوا يَعْرِشُونَ
(Dan Kami pusakakan kepada kaum yang telah ditindas itu,
negeri-negeri bahagian timur bumi dan bahagian baratnya yang telah Kami beri
berkah padanya. Dan telah sempurnalah perkataan Tuhanmu yang baik (sebagai
janji) untuk Bani Israil disebabkan kesabaran mereka. Dan Kami hancurkan apa
yang telah dibuat Fir´aun dan kaumnya dan apa yang telah dibangun mereka.
QS.Al-A'raf:137).
Dan dalam cerita tentang sebuah
kampung yang dahulu menjadi pusat peradaban laut, hasilnya:
فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ أَنْجَيْنَا الَّذِينَ يَنْهَوْنَ عَنِ السُّوءِ وَأَخَذْنَا الَّذِينَ ظَلَمُوا بِعَذَابٍ بَئِيسٍ بِمَا كَانُوا يَفْسُقُونَ
(Maka tatkala mereka melupakan apa
yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang melarang
dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan
yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik. QS.Al-A'raf:165).
Semua ayat ini untuk meyakinkan akan
keselamatan atau kesuksesan dalam berdakwah di jalan Allah. Dan ini adalah
janji Allah Swt kepada orang-orang beriman,
ثُمَّ نُنَجِّي رُسُلَنَا وَالَّذِينَ آمَنُوا ۚ كَذَٰلِكَ حَقًّا عَلَيْنَا نُنْجِ الْمُؤْمِنِينَ
(Kemudian Kami selamatkan rasul-rasul
Kami dan orang-orang yang beriman, demikianlah menjadi kewajiban atas Kami
menyelamatkan orang-orang yang beriman. QS.Yunus:103)
Sayyid Quthb rahimahullah
berkata, "Ini sudah menjadi ketetapan Allah di muka bumi dan ini adalah
janji-Nya kepada para kekasih-Nya, dan
ketika jalan menjadi panjang bagi orang-orang beriman, maka wajib diketahui bahwa
itulah jalannya. Dia harus meyakini akhiran dan ganjaran bagi orang-orang
beriman. Dan jangan memburu-buru janji Allah sampai kelak janji-Nya pasti akan
melalui jalan dakwah ini. Allah tidak akan pernah mencurangi para kekasih-Nya.
Tidak akan lemah dalam menolong hamba-hamba-Nya dengan kekuatan-Nya, dan tidak akan pernah menyerahkannya kepada para musuh, tetapi
Allah akan memberitahu mereka, memahamkan mereka dan membekali mereka –dalam
cobaan- dengan bekal perjalanan". (Fi Dzhilalil Qur'an: 1812/3)
Tidak ada kerugian dalam
berdakwah:
Perkara
dakwah tidak seperti yang disangkakan sebagian manusia, bahwa dakwah itu
melelahkan, merugikan, keras, dan menyakitkan. Dakwah memang tidak pernah
kosong dari lelah dan sulit tetapi ia lezat, dan nyaman di hati. Karena itu
para da'I rela berkorban dalam dakwah baik dengan mahal ataupun murah,
merasakan siksa, bahkan jika harus sampai menjumpai kematian demi dakwah.
Mereka itulah yang lebih bahagia daripada manusia tanpa dakwah. Adapun di
akhirnya, maka dakwah adalah kemenangan, selainnya adalah kegagalan, ialah yang
kekal, selainnya maka fana.
Dakwah Nabi Muhammad Saw, amanah
bagi ummat manusia:
Bisa
diperhatikan dari ayat Al-Qur'an mulia yang membahas tentang perang para nabi
dengan kaum-kaumnya, bahwa para pendusta dari kaum-kaum ini, mereka mendapatkan
adzab Allah Swt dan tidak tersisa dari mereka di bumi ini kecuali kampung-kampungnya. Allahpun
tidak menyisakan sedikit saja dari mereka. Dengan datangnya Nabi Muhammad
Saw, dihilangkannya adzab-adzab berupa
topan, petir, dan angin. Ini semua merupakan penghormatan terhadap ummat ini
yang tidak pernah sepi dari orang-orang yang membela Allah dengan hujjah,
tidak juga sepi dari golongan yang selalu tampak terhadap perintah Allah hingga
Allah menentukan takdir-Nya. Dan golongan ini, mereka adalah para da'i. dan
atas mereka Allah takdirkan keselamatan dari ummat yang dihancurkan satu tahun
penuh. Ketika bumi sepi dari golongan yang mulia ini, maka sesungguhnya kiamat
akan terjadi.
1. Nabi Muhammad Saw bersabda yang artinya, tidak akan terjadi
kiamat kecuali atas orang-orang jahat (Shahih Muslim)
2. Nabi Muhammad Saw bersabda yang artinya, tidak akan terjadi
kiamat kepada seseorang yang mengucapkan: Allah, Allah (Shahih Muslim,
Syarh An-Nawawi) dan di riwayat: sampai di bumi tidak lagi diucapkan: Allah
Allah.
Kedua,
perkataan Rasulullah Saw, sesungguhnya Allah meniupkan angin dari Yaman,
lebih lembut daripada sutera. Seseorang tidak akan meninggalkan sebutir bijipun
dari imannya kecuali angin itu akan menyapunya. (Shahih Muslim, Syarh
An-Nawawi).
Dan
bisa kita perhatikan dari riwayat-riwayat
ini, antara kekalnya golongan orang-orang beriman adalah sampai
kiamat, dan terjadinya kiamat itu atas orang-orang jahat.
Para
da'I telah menempatkan dirinya pada jihad, dan menyerahkannya untuk berkorban
di jalan Allah, maka sesungguhnya tugas mereka ini menjadikan mereka lebih
mampu atas penyerangan dan mujawalah, insyaAllah dengan
izin-Nya mereka akan menang, sukses dan para musuh akan kalah.
Kesuksesan
di sini, bukan dimaksudkan atas kesuksesan diri sendiri dari segala penderitaan
dan kesakitan, kesuksesan di sini dimaksudkan pada kesuksesan jama'ah dan
konsepnya di akhir. Adapun di akhirat maka gambaran kesuksesan adalah penuh
kenikmatan, ketenangan, dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, di dalamnya
terdapat sesuatu yang mata tak dapat melihatnya, telinga tidak dapat mendengarnya,
bahkan hati seseorang tak mampu menggambarkannya
Kamis, 27 Februari 2014
ISLAM TEKSTUAL DAN ISLAM KONTEKSTUAL
Suatu saat saya menjadi
khotib jum’at di sebuah Masjid di kota Malang, topik yang saya bawakan
adalah Islam tekstual dan Islam kontekstual, selesai menjadi khotib
jum’at saya menjadi Imam sholat. Selesai sholat saya ditunggu seorang
makmum, yang sedari tadi saya perhatikan dia begitu serius mengikuti
khotbah saya. Selesai salam, berdzikir dan berdoa biasanya beberapa
jamaah lalu mendekat dan berdiskusi khususnya menyangkut materi khutbah.
Saya tidak meyangka jamaah yang serius memperhatikan khutbah saya tadi
lalu mendekat dan mengemukakan pendapat. Ustadz, materi khutbah ustadz
menarik, tapi sepertinya sholat ustadz tidak akan diterima Allah, saya
tersentak lalu bertanya kok begitu ? dia menjawab karena celana ustadz
menutup mata kaki, dan itu menurut hadist nabi: “Barang siapa yang
melaksanakan sholat tapi pakainnya menutup mata kakinya maka sholatnyua
tidak diterima”.
Saya berusaha menahan diri tidak emosi mendengar pendapat jamaah ini, sebab Rasulullah pernah ditegur oleh Allah jika kamu keras menghadapi mereka maka mereka akan menjauh. Saya hanya bergurau, Mas Tuhan anda kok kejam sekali ya, gara-gara hanya celana menutup mata kaki saja sholat seseorang tidak diterima, Tuhan saya kok pemaaf ya, jangankan sholat dengan pakaian menutup mata kaki, jika seseorang muslim berbuat dosa seluas langit dan bumi sekalipun, tetapi jika dia serius bertaubat maka taubatnya akan diterima. Saya lalu bertanya apakah antum pernah mendalami lonsep “Isbal” itu ? Dia menjawab saya sudah membaca dan memahami bahwa kalau sholat dengan berpakaian menutup mata kaki maka sholatnya tidak diterima. Karena dia tetap mempertahankan pendapatnya maka saya mencoba menjelaskan kepadanya. bahwa dalam kajian Fiqh, setiap perbuatan ibadah itu ada alasannya atau “illatnya”, perihal Isbal itu menurut asbabul wurudlnya, nabi ingin agar supaya orang-orang mukmin itu tidak berpakaian diseret-seret seperti pemuka Yahudi dan Nasaroh karena alasan kesombongan atau riya, jadi substansi dilarangnya menutup mata kaki itu karena kesombongan atau riya, bukan alasan yang lain. Sehingga satu saat Abu Bakar Sidiq memakai jubah menutup mata kaki ketika akan sholat Nabi membiarkan. Karena banyak hadist yang kita temukan rasulullah menyatakan, barangsiapa didalam hatinya ada sifat sombong sebesar zarrahpun maka dia tidak akan masuk surga. Karena sombong itu Hak Allah, manusia tidak boleh menyamai sifat Allah. Saya malah kuatir karena dalam hatimu kamu menilai orang yang memakai pakaian manutup mata kaki sholatnya tidak diterima, dan disaat yang sama dalam hatimu menyatakan hanya sholat saya yang diterima, danitu berarti dihatimu muncul sikap ujub sholatkulah paling sempurna, maka pada saat itu anda terjerembab dalam sifat riya, sehingga sholatmu juga tidak diterima Allah dan tidak akan masuk surga. Dia terdiam mendengar analisis saya, lalu akhirnya pamit pergi.
Saya tidak akan menguraikan ceritra ini lebih panjang, namun yang perlu ditangkap makna dari dialog ini adalah, seringkali banyak orang belum memahami agama secara mendalam lalu suka memvonis orang bahwa ibadahmu ini salah, cara berpakainmu ini salah tidak sesuai dengan hukum Islam atau tidak sesuai dengan ajaran Qur’an dan sunnah. Pada hal sesungguhnya setiap mereka yang megaku Muslim sudah tahu persis bahwa sumber ajaran Islam yang paling autentik itu adalah Qur’an dan sunnah. Cuma yang menjadi perdebatan adalah apakah semua masalah kehidupan umat manusia itu sudah diuraikan secara rinci dalam Qur’an dan sunnah atau belum ?
Kalau sudah menyangkut ini maka pendapat umat akan terbelah menjadi dua. Pendapat pertama menyatakan bahwa semua hal yang terjadi didunia ini termasuk semua peristiwa kehidupan dan pemecahannya sudah diatur dalam Qur,an dan sunnah. Pendapat yang kedua menyatakan karena Qur’an dan sunnah itu tidak memuat secara rinci tentang jawaban terhadap setiap persoalan umat maka umat boleh menggunakan ijtihad untuk memecahkan masalahnya.
Dalam realitas kehidupan kita seringkali kita menemukan masalah yang dijaman nabi dan para sahabat belum pernah terjadi. Katakanlah masalah keluarga berencana. Dijaman nabi tidak perlu ada pembatasan kelahiran manusia karena jumlah manusia masih sedikit, tapi pada saat ini tingkat pertumbuhan penduduk begitu pesat maka mau dan tidak mau perlu ada upaya secara terstruktur untuk mengatasi masalah ledakan penduduk tersebut. Di dalam Qur’an kita tidak akan menemukan ayat yang mengatur kelahiran penduduk. Tapi kita hanya menemukan ayat yang menyatakan jangan kamu membunuh janin dalam kandungan Ibunya. Para ulama lalu mengambil ayat lain yang dijadikan dasar pijakan untuk pembenaran pembatasan kelahiran itu yaitu: Janganlah kalian meninggalkan keturunanmu yang tidak berkualitas.
Persoalan lain, sampai sekarang, masih selalu menjadi perdebatan adalah apakah bunga Bank itu riba atau tidak riba ?. Ada ulama menyatakan bunga bank itu pasti riba, setiap peminjaman dengan adanya tambahan pembayaran maka pasti riba, tapi ada juga ulama juga menyatakan bahwa bunga bank itu tidak riba, karena riba yang dimaksud dalam Qur’an itu adalah bunga berbunga yang sangat memberatkan. Dijaman nabi belum dikenal yang namannya : “Time Value Of Money” nilai waktu uang, belum dikenal pula namanya tingkat inflasi, belum dikenal pula pertukaran uang secara internasional antar Negara, dst. Sehingga M. Dawam Rahardjo dalam bukunya piagam Mekkah menyatakan, jika seorang pengusaha meminjam uang di bank dengan tingkat bunga tertentu lalu dana ini diinvestasikan dalam kegiatan produktif dan menghasilkan pendapatan berlipat-lipat sehingga untuk membayar angsuran dengan bunganya tidak menjadi masalah maka itu tidak masuk wilayah riba. Riba itu berlaku jika ada seorang miskin meminjam uang untuk berobat lalu dikenakan tambahan pembayaran maka ini masuk wilayah riba, karena sipeminjam mendolimi orang yang sangat membutuhkan bantuan. Saya tidak akan masuk ke wilayah hukum karena ini otoritasnya para ahli fiqh dan ahli ekonomi.
Dari dua gambaran kasus di atas menandakan bahwa, banyak sekali masalah yang belum terkaver dalam Qur’a dan sunnah. Dalam hal tertentu qur'an secara rinci menguraikannya sperti masalah hak waris, tapi disisi lain dalam hal tertentu Qur’an dan sunnah hanya memberikan isyarat sebagai alat justifikasi atau pembenaran atau menyalahkan, dalam hal menentukan sebuah aktivitas itu apakah bertentangan dengan syar’i atau tidak. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa dalam beragama jika menyangkut ibadah machda maka pendekatan yang harus pakai harus bersifat tekstual tapi kalau masuk wilayah muamalah maka mau dan tidak mau kita harus memasuki wilayah kontekstual. Kedua ranah ini penting dijadikan dasar untuk mebuat Islam lebih mempunyai daya guna. Banyak hal di jaman Nabi tidak bisa diterapkan di jaman sekarang, karena situasi dan kondisinya sudah jauh berbeda. Bahwa Qur’an dan sunnah itu menjadi sumber rujukan itu tidak boleh di nafikan, tetapi berusaha untuk menafsirkan agama sesuai dengan semangat jaman itu juga sebuah hal yang penting, sebagaimana suatu saat rasulullah Muhammad SAW berdialog dengan Mu’adz Bin Jabal ketika di utus menjadi Kadi di Yaman
Dialog antara Rasul dan Mu’adz ketika diutus oleh Nabi sebagai Qadhi (Hakim) ke Yaman.:
Nabi : Dengan apa kamu memutuskan perkara?
Mu‟adz: Dengan sesuatu yang terdapat dalam Kitabullah.
Nabi : Kalau tidak engkau dapati dalam Kitabullah?
Mu‟adz: Saya akan memutuskan sesuatu yang telah diputuskan olehRasulullah.
Nabi : Kalau tidak engkau dapati apa yang diputuskan Rasulullah?
Mu‟adz: Saya akan berijtihad mengguanakan pikiran saya.
Nabi : Segala Puji bagi Allah yang telah memberi taufiq kepadautusan dari utusan-Nya.
Wallahu a’lam.
Saya berusaha menahan diri tidak emosi mendengar pendapat jamaah ini, sebab Rasulullah pernah ditegur oleh Allah jika kamu keras menghadapi mereka maka mereka akan menjauh. Saya hanya bergurau, Mas Tuhan anda kok kejam sekali ya, gara-gara hanya celana menutup mata kaki saja sholat seseorang tidak diterima, Tuhan saya kok pemaaf ya, jangankan sholat dengan pakaian menutup mata kaki, jika seseorang muslim berbuat dosa seluas langit dan bumi sekalipun, tetapi jika dia serius bertaubat maka taubatnya akan diterima. Saya lalu bertanya apakah antum pernah mendalami lonsep “Isbal” itu ? Dia menjawab saya sudah membaca dan memahami bahwa kalau sholat dengan berpakaian menutup mata kaki maka sholatnya tidak diterima. Karena dia tetap mempertahankan pendapatnya maka saya mencoba menjelaskan kepadanya. bahwa dalam kajian Fiqh, setiap perbuatan ibadah itu ada alasannya atau “illatnya”, perihal Isbal itu menurut asbabul wurudlnya, nabi ingin agar supaya orang-orang mukmin itu tidak berpakaian diseret-seret seperti pemuka Yahudi dan Nasaroh karena alasan kesombongan atau riya, jadi substansi dilarangnya menutup mata kaki itu karena kesombongan atau riya, bukan alasan yang lain. Sehingga satu saat Abu Bakar Sidiq memakai jubah menutup mata kaki ketika akan sholat Nabi membiarkan. Karena banyak hadist yang kita temukan rasulullah menyatakan, barangsiapa didalam hatinya ada sifat sombong sebesar zarrahpun maka dia tidak akan masuk surga. Karena sombong itu Hak Allah, manusia tidak boleh menyamai sifat Allah. Saya malah kuatir karena dalam hatimu kamu menilai orang yang memakai pakaian manutup mata kaki sholatnya tidak diterima, dan disaat yang sama dalam hatimu menyatakan hanya sholat saya yang diterima, danitu berarti dihatimu muncul sikap ujub sholatkulah paling sempurna, maka pada saat itu anda terjerembab dalam sifat riya, sehingga sholatmu juga tidak diterima Allah dan tidak akan masuk surga. Dia terdiam mendengar analisis saya, lalu akhirnya pamit pergi.
Saya tidak akan menguraikan ceritra ini lebih panjang, namun yang perlu ditangkap makna dari dialog ini adalah, seringkali banyak orang belum memahami agama secara mendalam lalu suka memvonis orang bahwa ibadahmu ini salah, cara berpakainmu ini salah tidak sesuai dengan hukum Islam atau tidak sesuai dengan ajaran Qur’an dan sunnah. Pada hal sesungguhnya setiap mereka yang megaku Muslim sudah tahu persis bahwa sumber ajaran Islam yang paling autentik itu adalah Qur’an dan sunnah. Cuma yang menjadi perdebatan adalah apakah semua masalah kehidupan umat manusia itu sudah diuraikan secara rinci dalam Qur’an dan sunnah atau belum ?
Kalau sudah menyangkut ini maka pendapat umat akan terbelah menjadi dua. Pendapat pertama menyatakan bahwa semua hal yang terjadi didunia ini termasuk semua peristiwa kehidupan dan pemecahannya sudah diatur dalam Qur,an dan sunnah. Pendapat yang kedua menyatakan karena Qur’an dan sunnah itu tidak memuat secara rinci tentang jawaban terhadap setiap persoalan umat maka umat boleh menggunakan ijtihad untuk memecahkan masalahnya.
Dalam realitas kehidupan kita seringkali kita menemukan masalah yang dijaman nabi dan para sahabat belum pernah terjadi. Katakanlah masalah keluarga berencana. Dijaman nabi tidak perlu ada pembatasan kelahiran manusia karena jumlah manusia masih sedikit, tapi pada saat ini tingkat pertumbuhan penduduk begitu pesat maka mau dan tidak mau perlu ada upaya secara terstruktur untuk mengatasi masalah ledakan penduduk tersebut. Di dalam Qur’an kita tidak akan menemukan ayat yang mengatur kelahiran penduduk. Tapi kita hanya menemukan ayat yang menyatakan jangan kamu membunuh janin dalam kandungan Ibunya. Para ulama lalu mengambil ayat lain yang dijadikan dasar pijakan untuk pembenaran pembatasan kelahiran itu yaitu: Janganlah kalian meninggalkan keturunanmu yang tidak berkualitas.
Persoalan lain, sampai sekarang, masih selalu menjadi perdebatan adalah apakah bunga Bank itu riba atau tidak riba ?. Ada ulama menyatakan bunga bank itu pasti riba, setiap peminjaman dengan adanya tambahan pembayaran maka pasti riba, tapi ada juga ulama juga menyatakan bahwa bunga bank itu tidak riba, karena riba yang dimaksud dalam Qur’an itu adalah bunga berbunga yang sangat memberatkan. Dijaman nabi belum dikenal yang namannya : “Time Value Of Money” nilai waktu uang, belum dikenal pula namanya tingkat inflasi, belum dikenal pula pertukaran uang secara internasional antar Negara, dst. Sehingga M. Dawam Rahardjo dalam bukunya piagam Mekkah menyatakan, jika seorang pengusaha meminjam uang di bank dengan tingkat bunga tertentu lalu dana ini diinvestasikan dalam kegiatan produktif dan menghasilkan pendapatan berlipat-lipat sehingga untuk membayar angsuran dengan bunganya tidak menjadi masalah maka itu tidak masuk wilayah riba. Riba itu berlaku jika ada seorang miskin meminjam uang untuk berobat lalu dikenakan tambahan pembayaran maka ini masuk wilayah riba, karena sipeminjam mendolimi orang yang sangat membutuhkan bantuan. Saya tidak akan masuk ke wilayah hukum karena ini otoritasnya para ahli fiqh dan ahli ekonomi.
Dari dua gambaran kasus di atas menandakan bahwa, banyak sekali masalah yang belum terkaver dalam Qur’a dan sunnah. Dalam hal tertentu qur'an secara rinci menguraikannya sperti masalah hak waris, tapi disisi lain dalam hal tertentu Qur’an dan sunnah hanya memberikan isyarat sebagai alat justifikasi atau pembenaran atau menyalahkan, dalam hal menentukan sebuah aktivitas itu apakah bertentangan dengan syar’i atau tidak. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa dalam beragama jika menyangkut ibadah machda maka pendekatan yang harus pakai harus bersifat tekstual tapi kalau masuk wilayah muamalah maka mau dan tidak mau kita harus memasuki wilayah kontekstual. Kedua ranah ini penting dijadikan dasar untuk mebuat Islam lebih mempunyai daya guna. Banyak hal di jaman Nabi tidak bisa diterapkan di jaman sekarang, karena situasi dan kondisinya sudah jauh berbeda. Bahwa Qur’an dan sunnah itu menjadi sumber rujukan itu tidak boleh di nafikan, tetapi berusaha untuk menafsirkan agama sesuai dengan semangat jaman itu juga sebuah hal yang penting, sebagaimana suatu saat rasulullah Muhammad SAW berdialog dengan Mu’adz Bin Jabal ketika di utus menjadi Kadi di Yaman
Dialog antara Rasul dan Mu’adz ketika diutus oleh Nabi sebagai Qadhi (Hakim) ke Yaman.:
Nabi : Dengan apa kamu memutuskan perkara?
Mu‟adz: Dengan sesuatu yang terdapat dalam Kitabullah.
Nabi : Kalau tidak engkau dapati dalam Kitabullah?
Mu‟adz: Saya akan memutuskan sesuatu yang telah diputuskan olehRasulullah.
Nabi : Kalau tidak engkau dapati apa yang diputuskan Rasulullah?
Mu‟adz: Saya akan berijtihad mengguanakan pikiran saya.
Nabi : Segala Puji bagi Allah yang telah memberi taufiq kepadautusan dari utusan-Nya.
Wallahu a’lam.
Rabu, 26 Februari 2014
BERBICARA KEPADA MANUSIA SESUAI KADARNYA
Kaidah ke-7 dalam Kaidah-Kaidah Dakwah berbunyi,
Kaidah ke-7
"khatibunnas 'ala qadri 'uquulihim"
berbicaralah kepada manusia, sesuai kadar keilmuannya.
oleh: Isma Muhsonah Sunman
Berdakwah ila Allah itu dilakukan
dengan 2 cara, hikmah dan mau'idzhah hasanah(tutur kata yang baik). Dengan hikmah, berarti kita
mengetahui cara yang tepat untuk berdakwah sesuai dengan kategori manusianya. Dengan
hikmah, berarti dengan bijak, dengan ilmu pengetahuan. Seorang da'I yang
bijak tidak menyampaikan seluruh yang dia ketahui, melainkan secukupnya saja
sesuai kebutuhan mad'u(objek dakwah)nya. Itu berarti seorang da'I yang
bijak mengetahui apa-apa saja yang pantas disampaikan kepada objek dakwahnya.
Ibnu Abbas memahami perkataan Allah dalam
Surat Ali Imran Ayat 79, Walakin Kuunuu Rabbaniyyin" bermakna,
"Jadilah orang-orang yang bijak, dermawan dan pandai dalam agama." Sedang
Al-Bukhari mengatakan, "Arrabbaniy, adalah yang mendidik
orang-orang dari ilmu-ilmu yang sederhana kemudian yang rumit".
Dan memulai dengan ilmu-ilmu sederhana
dimaksudkan untuk menjaga akal sehingga tidak lepas dari dakwah. Ibnu Hajar
berkata, "yang dimaksudkan dengan ilmu-ilmu yang sederhana adalah,
yang jelas dari masalah tersebut, dan yang dimaksudkan dengan yang rumit adalah
yang lebih mendalam dan detil dari masalah itu."
Ada banyak
nash-nash (Alqur'an dan Hadits) yang menguatkan dalil daripada kaidah ke 7 ini;
1.
Al-Bukhari meriwayatkan
sebuah hadits yang diterjemahkan dengan bahasanya, (barang siapa yang
meninggalkan sebuah upaya/pilihan karena takut orang-orang akan salah paham
atasnya, dan bisa jadi orang-orang tersebut akan lebih buruk lagi pemahamannya).
Al-Aswad, "berkata kepada saya Ibnu
Az-Zubair, 'Aisyah ra banyak menceritakan rahasia kepadamu, maka apa yang ia
ceritakan kepadamu tentang ka'bah?" aku menjawab, "Aisyah ra berkata ,
Nabi Sallallahu'alayhi wasallam berkata, "Wahai 'Aisyah, kalau
kaummu lebih modern dari masanya sendiri, niscaya ka'bah akan dibangun berpintu
dua. Pintu masuk, dan pintu keluar"(shahih Al-Bukhari, Fathul Baari
1/224). Berkata Ibnu Hajar rahimahullah, dapat diambil faidah dari
hadits tersebut sebuah kaidah "meninggalkan sebuah kemaslahatan untuk
tidak jatuh pada keburukan"(fathul baari 1/225)
2.
Berkata Al-bukhari rahimahullah,
(Bab pengkhususan suatu ilmu untuk suatu kaum, tanpa menyampaikannya pada yang
lain karena khawatir tidak memahaminya).
Ali ra, berkata, "Berbicaralah kepada
manusia sesuai apa yang ia ketahui. Apakah kalian suka Allah dan Rasulullah
didustai?(karena kesalahpahaman suatu kaum saat memahami apa yang seorang
da'I sampaikan, sebab ketidaktahuan mereka)"(Shahih Al-Bukhari, Fathul
Baari 1/225)
Ibnu Hajar rahimahullah berkata, "Ada
orang yang tidak menyukai suatu tema pembicaraan tetapi menyukai tema yang
lain."
Hasan ra, dia mengingkari pembicaraan Anas
ra kepada Hajjaaj ra tentang kisah 'Uranain, karena Anas menjadikan kisah
tersebut sebagai cara untuk berlebih-lebihan dalam kisah pertumpahan darah yang
disesuaikan dengan penafsirannya sendiri yang tidak pasti (Fathul Baari
1/225). Kisah 'Urnain adalah kisah tentang kaum 'Urainah yang datang kepada
Rasulullah Saw, kemudian menetap di Madinah. Tetapi mereka tidak betah karena
tidak cocok dengan cuaca Madinah. Rasulullah Saw pun memberikan mereka satu
unta dari unta sedekah, kemudian mereka minum dari susu unta tersebut dan
berobat dengan air kencing unta itu. tetapi mereka membunuh para penggembala
kemudian mengambil unta-unta mereka. Rasulullah Saw mengejar mereka kemudian memotong
tangan dan kaki mereka dan meninggalkan mereka dalam kehausaan.
3.
Imam Muslim dengan sanadnya
berkata, dari Ibnu Mas'ud, "janganlah kamu berbicara kepada suatu kaum
tentang sesuata yang mana belum sampai akal-akal mereka kepada hal tersebut,
kecuali jika terjadi fitnah diantara mereka" (Shahih Muslim 1/11).
4.
Al-Bukhari berkata, "Berkata
Rasulullah, "Ya Mu'adz Bin Jabal" kemudian Mu'adz menjawab, "Labbaik,
Aku memenuhi panggilanmu ya Rasulullah" berkata (lagi) Rasulullah Saw,
"Ya Mu'adz" Mu'adz kembali menjawab "Labbaik Yaa Rasulullah wa
sa'daik" hingga 3 kali. Kemudian Rasulullah Saw berkata, "Tidak ada
seorang pun yang bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya Nabi
Muhammad adalah utusan Allah, dari hatinya, kecuali Allah haramkan neraka
baginya." Mu'adz berkata, "Wahai Rasulullah, jika aku sampaikan
ini kepada orang-orang, apakah mereka akan mendapatkan kabar bahagia?"
Kemudian Rasulullah menjawab, "Maka mereka akan
bermalas-malasan". Dan Mu'adz baru
menyampaikan hadits ini di penghujung hayatnya (Shahih Al-Bukhari,
Fathul Baari 1/226).
Dalam berdakwah, sudah menjadi haknya sebuah
kebaikan untuk selalu disampaikan, namun ada pula yang tidak perlu disampaikan
demi menghindar dari keburukan.
Sebagai objek dakwah, manusia terbagi
menjadi beberapa variasi/kelompok;
Kelompok pertama:
manusia awam atau non akademis. Mendakwahi orang-orang awam cukup sulit.
Karena kondisi mereka seperti kondisi anak-anak SD yang baru belajar membaca
dan menulis. Kesulitan, kompleksitas itu pasti kita jumpai dalam proses dakwah
ini. Orang awam tidak bisa diberikan masalah yang pelik, bukti-bukti yang
terlalu berat, aturan yang bercabang-cabang. Berdakwah kepada orang-orang
awam ini dibutuhkan da'I khusus yang mampu memberikan contoh-contoh yang mudah
dipahami dan sesuai dengan keadaan mereka, bukan yang terlalu ilmiah atau di
luar jangkauan akal mereka. Dalam mendakwahinya pun harus
perlahan-lahan, dengan kelembutan, sampai dakwah benar-benar mampu menyentuh
hati mereka dan meninggalkan bekas yang mendalam. Contohnya, seperti
mengisahkan kepada mereka kisah-kisah para shaalihin, kabar-kabar tentang auliyaa`illah,
dan sejarah tentang para anbiya dan sahabat-sahabatnya. Cara menyampaikannya pun sebaiknya dalam bentuk cerita, bukan
analisa.
Kelompok
kedua: orang-orang lulusan
universitas. Orang-orang variasi ini, mencari kesimpulan analisis. Dalam
mendakwahinya para da'I harus menjaga derajatnya keilmuan sang mad'u. Seorang
da'I yang bisa mendakwahi orang-orang kelompok pertama (awam) belum tentu bisa
mendakwahi kelompok ini.
Kelompok
ketiga: orang-orang yang memiliki spesialisasi di bidang keilmuan.
Karena setiap spesialisasi memiliki istilah-istilah tersendiri, barang siapa
yang memahami kondisi ini maka ialah yang lebih mampu untuk mendakwahinya. Contohnya, seorang da'I yang ditugaskan
mendakwahi kalangan pengacara maka ia harus mengetahui aturan-aturan yang benar
dan aturan-aturan yang salah. Jika mad'unya adalah para dokter, maka
membutuhkan seorang da'I yang mampu menuntun mereka untuk berpikir tentang
aspek-aspek kebesaran Allah dan kekuasaran Allah dalam penciptaan manusia
begitu juga fungsi-fungsi anggota tubuh.
Jika da'I
hanya dibekali oleh ilmu-ilmu syar'I saja, maka kemungkinan untuk ditolaknya
lebih besar. Maka wajib bagi para da'I yang diplotkan pada kalangan atau
spesialisasi tertentu untuk memperluas tsaqafah(ilmu pengetahuannya), mencari
ilmu yang beragam untuk memperkaya ilmu yang dimilikinya. Untuk da'I yang
ditugaskan berdakwah pada suatu bidang khusus, wajib baginya untuk mengenal
bidang tersebut sebelum terjun berdakwah.
Al
haqqu min rabbik, falaa takuunanna minal mumtarin. Allahu A'la wa A'lam
Bishshawab…
LUARBIASANYA ISTIQFAR
Salah satu amalan yang biasa dilakukan oleh Rasulullah adalah beristighfar.
Dalam
sebuah riwayat dijelaskan bahwa Rasulullah setiap hari beristighfar
tidak kurang dari 100 kali. Padahal beliau adalah seorang hamba yang
ma’shum alias terjaga dari dosa.
Subhanallah...
Sebagai
ummatnya kita yang banyak dosa ini hendaknya memperbanyak Istighfar,
memohon ampun kepada Allah. Inilah 25 Fadhilah Dan Keutamaan ISTIGHFAR
1 Membuat Allah Gembira
Rasulullah saw bersabda, "Sungguh Allah lebih gembira dengan taubat hamba-Nya seperti kegembiraan salah seorang dari kalian yang menemukan untanya yang hilang di padang pasir." (HR. Bukhari dan Muslim).
2 Dicintai Allah
Allah berfirman, "Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertobat dan mencintai orang-orang yang mensucikan diri." (QS.al-Baqarah: 222). Rasulullah bersabda, "Orang yang bertobat adalah kekasih Allah. Orang yang bertobat atas dosanya, bagaikan orang yang tidak berdosa. "(HR.Ibnu Majah)
3 Dosa-dosanya diampuni
Rasulullah bersabda, "Allah telah berfirman," Wahai hamba-hamba-Ku, setiap kalian pasti berdosa kecuali yang Aku jaga. Maka beristighfarlah kalian kepada-Ku, niscaya kalian Aku ampuni. Dan barangsiapa yang meyakini bahwa Aku punya kemampuan untuk mengampuni dosa-dosanya , maka Aku akan mengampuninya dan Aku tidak peduli (berapa banyak dosanya). "(HR.Ibnu Majah, Tirmidzi)
Imam Qatadah berkata, "Al-Qur'an telah menunjukkan penyakit dan obat kalian. Adapun penyakit kalian adalah dosa, dan obat kalian adalah istighfar. "(Kitab Ihya'Ulumiddin: 1/410).
1 Membuat Allah Gembira
Rasulullah saw bersabda, "Sungguh Allah lebih gembira dengan taubat hamba-Nya seperti kegembiraan salah seorang dari kalian yang menemukan untanya yang hilang di padang pasir." (HR. Bukhari dan Muslim).
2 Dicintai Allah
Allah berfirman, "Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertobat dan mencintai orang-orang yang mensucikan diri." (QS.al-Baqarah: 222). Rasulullah bersabda, "Orang yang bertobat adalah kekasih Allah. Orang yang bertobat atas dosanya, bagaikan orang yang tidak berdosa. "(HR.Ibnu Majah)
3 Dosa-dosanya diampuni
Rasulullah bersabda, "Allah telah berfirman," Wahai hamba-hamba-Ku, setiap kalian pasti berdosa kecuali yang Aku jaga. Maka beristighfarlah kalian kepada-Ku, niscaya kalian Aku ampuni. Dan barangsiapa yang meyakini bahwa Aku punya kemampuan untuk mengampuni dosa-dosanya , maka Aku akan mengampuninya dan Aku tidak peduli (berapa banyak dosanya). "(HR.Ibnu Majah, Tirmidzi)
Imam Qatadah berkata, "Al-Qur'an telah menunjukkan penyakit dan obat kalian. Adapun penyakit kalian adalah dosa, dan obat kalian adalah istighfar. "(Kitab Ihya'Ulumiddin: 1/410).
4 Selamat dari api neraka
Hudzaifah berkata, "Saya adalah orang yang tajam lidah terhadap keluargaku, Wahai Rasulullah, aku takut kalau lidahku itu menyebabkan aku masuk neraka '. Bersabda, 'Dimana posisimu terhadap istighfar? Sesungguhnya, aku senantiasa beristighfar kepada Allah sebanyak seratus kali dalam sehari semalam '. "(HR. Nasa'i, Ibnu Majah, al-Hakim dan dishahihkannya).
5 Mendapat balasan surga
"Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Mereka itu balasannya adalah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal. "(QS. Ali'Imran: 135-136).
6 Membuat kecewa setan
Sesungguhnya setan telah berkata, "Demi kemuliaan-Mu ya Allah, aku terus-menerus akan menggoda hamba-hamba-Mu selagi roh mereka ada dalam badan mereka (masih hidup). Maka Allah menimpalinya, "Dan demi kemuliaan dan keagungan-Ku, Aku senantiasa mengampuni mereka selama mereka memohon ampunan (beristighfar) kepada-Ku." (HR.Ahmad dan al-Hakim).
Hudzaifah berkata, "Saya adalah orang yang tajam lidah terhadap keluargaku, Wahai Rasulullah, aku takut kalau lidahku itu menyebabkan aku masuk neraka '. Bersabda, 'Dimana posisimu terhadap istighfar? Sesungguhnya, aku senantiasa beristighfar kepada Allah sebanyak seratus kali dalam sehari semalam '. "(HR. Nasa'i, Ibnu Majah, al-Hakim dan dishahihkannya).
5 Mendapat balasan surga
"Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Mereka itu balasannya adalah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal. "(QS. Ali'Imran: 135-136).
6 Membuat kecewa setan
Sesungguhnya setan telah berkata, "Demi kemuliaan-Mu ya Allah, aku terus-menerus akan menggoda hamba-hamba-Mu selagi roh mereka ada dalam badan mereka (masih hidup). Maka Allah menimpalinya, "Dan demi kemuliaan dan keagungan-Ku, Aku senantiasa mengampuni mereka selama mereka memohon ampunan (beristighfar) kepada-Ku." (HR.Ahmad dan al-Hakim).
7 Membuat setan putus asa
Ali bin Abi Thalib pernah didatangi oleh seseorang, "Saya telah melakukan dosa '.' Bertobatlah kepada Allah, dan jangan kamu ulangi ', kata Ali. Orang itu menjawab,' Saya telah bertobat, tapi setelah itu saya berdosa lagi '. Ali berkata , 'Bertobatlah kepada Allah, dan jangan kamu ulangi'. Orang itu bertanya lagi, 'Sampai kapan?' Ali menjawab, 'Sampai setan berputus asa dan merasa rugi. "(Kitab Tanbihul Ghafilin: 73).
8 Meredam Azab
Allah berfirman, "Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun." (QS.al-Anfal: 33).
9 Mengusir kesedihan
Rasulullah bersabda, "Barangsiapa yang senantiasa beristighfar, maka Allah akan memberikan kegembiraan dari setiap kesedihannya, dan kelapangan untuk setiap kesempitannya, dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka." (HR.Abu Daud, Ibnu Majah dan Ahmad).
10 Melapangkan kesempitan
Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa yang senantiasa beristighfar, maka Allah akan memberikan kegembiraan dari setiap kesedihannya, dan kelapangan untuk setiap kesempitannya dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka," (HR.Abu Daud, Ibnu Majah dan Ahmad).
11 Melancarkan rezeki
Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya seorang hamba bisa tertahan rezekinya karena dosa yang dilakukannya." (HR.Ahmad, Ibnu Hibban dan Ibnu Majah).
12 Membersihkan hati
Rasulullah saw bersabda, "Apabila seorang mukmin melakukan suatu dosa, maka tercoretlah noda hitam di hatinya. Ketika ia bertobat, meninggalkannya dan beristighfar, maka bersihlah hatinya. "(HR.Nasa 'i, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Tirmidzi).
13 Mengangkat derajat di surga
Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya Allah akan mengangkat derajat seorang hamba di surga. Hamba itu berkata, 'Wahai Allah, dari mana saya dapat kemuliaan ini?' Allah berkata, 'Karena istighfar anakmu untukmu'. "(HR.Ahmad dengan sanad hasan).
14 Mengikuti Sunnah Rasul
Abu Hurairah berkata, "Saya telah mendengar Rasulullah bersabda, 'Demi Allah, sesungguhnya aku minta ampun kepada Allah (beristighfar) dan bertaubat kepada-Nya dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali'." (HR.Bukhari).
15 Menjadi sebaik-baik orang yang bersalah
Rasulullah bersabda, "Setiap anak Adam pernah bersalah, dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah yang segera bertobat." (HR.Tirmidzi, Ibnu Majah, al-Hakim).
16 Bersifat sebagai hamba Allah yang sejati
Allah berfirman, "Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. (Yaitu) orang-orang yang berdo'a: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa neraka," (yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap tak at, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun (beristighfar) di waktu sahur. "(QS.Ali 'Imran: 15-17).
17 Terhindari dari menjadi orang yang dzalim
Allah berfirman, "... Barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang Dzalim." (QS. al-Hujurat: 11)
18 Mudah mendapatkan anak
Allah berfirman, "Maka aku katakan kepada mereka:" Mohonlah ampun (istighfar) kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula didalamnya) untukmu sungai-sungai. "(QS.Nuh: 10-12).
19 Mudah mendapatkan hujan
Ibnu Shabih berkata, "Hasan al-Bashri pernah didatangi seseorang dan mengadu bahwa lahannya tandus, ia berkata, 'Perbanyaklah istighfar'. Lalu ada orang lain yang mengadu bahwa kebunnya kering, ia berkata, 'Perbanyaklah istighfar'. Lalu ada orang lain lagi yang mengadu bahwa ia belum punya anak, ia berkata, 'Perbanyaklah istighfar'. (Kitab Fathul Bari: 11/98)
20 Bertambah kekuatannya
Allah berfirman, "Dan (dia berkata):" Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa. " (QS. Hud: 52)
Allah berfirman, "Dan (dia berkata):" Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa. " (QS. Hud: 52)
21 Bertambah kesejahteraannya
Allah berfirman, "Maka aku katakan kepada mereka:" Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai. "(QS.Nuh: 10-12).
22 Menjadi orang yang beruntung
Allah berfirman, "Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung." (QS.an-Nur: 31).
Allah berfirman, "Maka aku katakan kepada mereka:" Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai. "(QS.Nuh: 10-12).
22 Menjadi orang yang beruntung
Allah berfirman, "Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung." (QS.an-Nur: 31).
Aisyah berkata, "Beruntunglah, orang-orang yang menemukan istighfar yang banyak pada setiap lembar catatan harian amal mereka." (HR.Bukhari).
23 Keburukannya diganti dengan kebaikan
Allah berfirman, "Kecuali orang-orang yang bertobat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. al-Furqan: 70).
Allah berfirman, "Kecuali orang-orang yang bertobat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. al-Furqan: 70).
"Dan dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang (pagi dan sore) dan pada bagian awal dari malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat. "(QS. Hud: 114).
24 Tanda sebagai orang mukmin
Rasulullah bersabda, "Tidak seorangpun dari umatku, yang apabila ia berbuat baik dan ia menyadari bahwa yang diperbuat adalah kebaikan, maka Allah akan membalasnya dengan kebaikan. Dan tidaklah ia melakukan suatu yang tercela, dan ia sadar sepenuhnya bahwa perbuatannya itu salah, lalu ia mohon ampun (beristighfar) kepada Allah, dan hatinya yakin bahwa tiada Tuhan yang bisa mengampuni kecuali Allah, maka dia adalah seorang Mukmin. "(HR.Ahmad ).
25 Berkepribadian sebagai orang bijak
Seorang
ulama berkata, "Tanda orang yang arif (bijaksana) itu ada enam. Bila ia
menyebut nama Allah, ia merasa bangga. Bila menyebut dirinya, ia merasa
hina. Bila memperhatikan ayat-ayat Allah, ia ambil pelajarannya. Bila
muncul keinginan untuk bermaksiat, ia segera mencegahnya. Ketika
disebutkan ampunan Allah, ia merasa gembira. Dan ketika mengingat
dosanya, ia segera beristighfar. "(Kitab Tanbihul Ghafilin: 67).
Senin, 24 Februari 2014
KONSEP DIRI (SELF CONCEPT) - Teknik Mengubah Pola Pikir
Konsep
Diri adalah semua persepsi kita terhadap aspek diri kita yang meliputi
aspek fisik, aspek sosial, dan aspek psikologis, yang terbentuk karena
pengalaman masa lalu kita dan interaksi kita dengan orang lain.
Konsep Diri berarti segala yang Anda ketahui tentang diri Anda, semua apa yang Anda percayai, dan apa yang telah terjadi dalam hidup Anda terekam dalam mental hard-drive kepribadian Anda, yaitu di dalam self-concept Anda. Self-concept Anda mendahului dan memprediksi tingkat performa dan efektivitas setiap tindakan Anda. Tingkah laku nyata Anda akan selalu konsisten dengan self-concept yang terdapat di dalam diri Anda. Oleh karena itu, perbaikan di segala bidang kehidupan Anda harus dimulai dari perbaikan di dalam self-concept Anda.
Konsep Diri berarti segala yang Anda ketahui tentang diri Anda, semua apa yang Anda percayai, dan apa yang telah terjadi dalam hidup Anda terekam dalam mental hard-drive kepribadian Anda, yaitu di dalam self-concept Anda. Self-concept Anda mendahului dan memprediksi tingkat performa dan efektivitas setiap tindakan Anda. Tingkah laku nyata Anda akan selalu konsisten dengan self-concept yang terdapat di dalam diri Anda. Oleh karena itu, perbaikan di segala bidang kehidupan Anda harus dimulai dari perbaikan di dalam self-concept Anda.
TIGA BAGIAN UTAMA KONSEP DIRI
Menurut Brian Tracy, self-concept Anda memiliki tiga bagian utama yaitu:
- Self-Ideal (Diri Ideal),
- Self-Image (Citra Diri), dan
- Self-Esteem (Jati Diri).
Ketiga elemen tersebut merupakan satu kesatuan yang membentuk
kepribadian Anda, menentukan apa yang biasa Anda pikir, rasakan, dan
lakukan, serta akan menentukan segala sesuatu yang terjadi kepada diri
Anda.
Self-Ideal (Diri Ideal)
Self-ideal adalah komponen pertama dari self-concept Anda.
Self-ideal Anda terdiri dari :
- harapan,
- impian,
- visi,
- idaman
Self-idealterbentuk dari kebaikan, nilai-nilai, dan sifat-sifat
yang paling Anda kagumi dari diri Anda maupun dari orang lain yang Anda
hormati. Self-ideal adalah sosok seperti apa yang paling Anda
inginkan untuk bisa menjadi diri Anda, di segala bidang kehidupan Anda.
Bentuk ideal ini akan menuntun Anda dalam membentuk perilaku Anda.
Self-Image (Citra Diri)
Bagian kedua self-concept Anda adalah self-image. Bagian ini menunjukkan bagaimana Anda membayangkan diri Anda sendiri, dan menentukan bagaimana Anda akan bertingkah laku dalam satu situasi tertentu. Karena kekuatan self-image
Bagian kedua self-concept Anda adalah self-image. Bagian ini menunjukkan bagaimana Anda membayangkan diri Anda sendiri, dan menentukan bagaimana Anda akan bertingkah laku dalam satu situasi tertentu. Karena kekuatan self-image
Semua perbaikan dalam hidup Anda akan dimulai dari perbaikan dalam self-imageself-image
Self-Esteem (Jati Diri)
self-esteem adalah seberapa besar Anda menyukai diri Anda sendiri. Semakin Anda menyukai diri Anda, semakin baik Anda akan bertindak dalam bidang apa pun yang Anda tekuni. Dan, semakin baik performansi Anda, Anda akan semakin menyukai diri Anda. Bagian ini adalah komponen emosional dalam kepribadian Anda. Komponen-komponen pentingnya :
self-esteem adalah seberapa besar Anda menyukai diri Anda sendiri. Semakin Anda menyukai diri Anda, semakin baik Anda akan bertindak dalam bidang apa pun yang Anda tekuni. Dan, semakin baik performansi Anda, Anda akan semakin menyukai diri Anda. Bagian ini adalah komponen emosional dalam kepribadian Anda. Komponen-komponen pentingnya :
- bagaimana Anda berpikir,
- bagaimana Anda merasa,
- bagaimana Anda bertingkah laku.
- Siapa Saya?
- Mengapa saya ada?
- Apa keunggulan / kelebihan yang saya milik?
- Untuk siapa saya bekerja?
- Apa hasil/produk dari pekerjaan saya?
- Dimana saya mengerjakannya?
BAGAIMANA ANDA AKAN MEMBENTUK KONSEP DIRI
- Sangat ditentukan oleh sikap diri Anda sendiri. Sikap adalah kebiasaan berpikir dan oleh karenanya dapat dibentuk dan dipelajari.
- Sikap yang baik harus terus menerus dipupuk dan dikembangkan dari waktu ke waktu dengan cara mengubah cara berpikir Anda yang lama, menjadi cara berpikir yang baru dalam memandang semua hal.
TIPS : PENGEMBANGAN POLA PIKIR
- Menentukan tujuan pengembangan diri secara jelas
- Mengenali potensi pola pikir diri, (pola pikir yang mendukung / pola pikir yang menghambat)
- Mengidentifikasi virus internal dan eksternal yang menghambat pengembangan diri.
- Berani mencoba / mengambil risiko.
- Mencari feedback secara terus-menerus.
- Belajar dari pengalaman.
- Melaksanakan evaluasi dan perbaikan secara berkelanjutan.
ADAWAT AL-ISTIFHAM (Kata Tanya)
أَدَوَاتُ الاِسْتِفْهَام
Di bawah ini dicantum beberapa Kata Tanya yang biasa dijumpai dalam Bahasa Arab beserta contohnya masing-masing dalam kalimat:
Cobalah membuat sendiri kalimat-kalimat tanya dari setiap kata-kata tanya di atas!
MU'JIZAT SUANAH TIDUR MIRING
SEMBILAN Manfaat Tidur Miring Ke Kanan Sungguh sangat sempurnanya agama islam, bahkan ke hal-hal yang bersifat sepele pun dijelaskan seperti
memakai sendal,buang air ,bersin, menguap, bahkan tidur pun ROSUL
ajarkan. Hebatnya hal-hal sepele yang rosul ajarkan 14 abad silam
menyimpan manfaat yang hanya bisa dijelaskan di abad sekarang waktu
teknologi medis telah canggih.
Salah satu keajaiban mukjizat sunnah Rosul adalah tentang posisi tidur,mari kita simak bersama-sama artikel di bawah:
Hendaknya mendahulukan posisi tidur di atas sisi sebelah kanan (rusuk kanan sebagai tumpuan) dan berbantal dengan tangan kanan, tidak mengapa apabila setelahnya berubah posisinya di atas sisi kiri (rusuk kiri sebagai tumpuan).
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah: “Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu.” (HR. Al-Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710).
Sahabat Fp Rahasia Shalat Dhuha. Salah satu adab tidur adalah
di anjurkan untuk miring ke kanan, dan di balik sunnah Nabi ini ternyata banyak sekali hikmah dan manfaat yang bisa kita ambil dari sisi kesehatan.
Berikut Manfaat Tidur Menghadap Ke Sebelah Kanan menurut Penjelasan Medis:
1. Mengistirahatkan otak sebelah kiri.
Secara anatomis, otak manusia terbagi menjadi dua bagian kanan dan kiri. Bagian kanan adalah otak yang mempersarafi organ tubuh sebelah kiri dan sebaliknya. Umumnya kita menggunakan organ tubuh bagian kanan sebagai anggota tubuh yang dominan dalam beraktifitas seperti makan, memegang dan lainnya.
Dengan tidur pada posisi sebelah kanan, maka otak bagian kiri yang mempersarafi segala aktifitas organ tubuh bagian kanan akan terhindar dari bahaya yang timbul akibat sirkulasi yang melambat saat tidur/diam.
Bahaya tersebut meliputi pengendapan bekuan darah, lemak, asam sisa oksidasi, dan peningkatan kecepatan atherosclerosis atau penyempitan pembuluh darah. Sehingga jika seseorang beresiko terkena stroke, maka yang beresiko adalah otak bagian kanan, dengan akibat kelumpuhan pada sebelah kiri (bagian yang tidak dominan).
2. Mengurangi beban jantung.
Posisi tidur kesebelah kanan yang rata, memungkinkan cairan tubuh (darah) terdistribusi merata dan terkonsentrasi di sebelah kanan (bawah). Hal ini akan menyebabkan beban aliran darah yang masuk dan keluar jantung lebih rendah. Dampak posisi ini adalah denyut jantung menjadi lebih lambat, tekanan darah juga akan menurun. Kondisi ini akan membantu kualitas tidur.
Tidur miring ke kanan membuat jantung tidak tertimpa organ lainnya. Hal ini disebabkan karena posisi jantung yang lebih condong berada di sebelah kiri. Tidur bertumpu pada sisi kiri menyebabkan curah jantung yang berlebihan, karena darah yang masuk ke atrium juga banyak yang disebabkan karena paru-paru kanan berada di atas. Sedangkan paru-paru kanan mendapatkan pasokan darah yang lebih banyak dari paru-paru kiri.
3. Mengistirahatkan lambung.
Lambung manusia berbentuk seperti tabung berbentuk koma dengan ujung katup keluaran menuju usus menghadap kearah kanan bawah. Jika seorang tidur kesebelah kiri maka proses pengeluaran chime ( makanan yang telah dicerna oleh lambung dan bercampur asam lambung ) akan sedikit terganggu, hal ini akan memperlambat proses pengosongan lambung.
Hambatan ini pada akhirnya akan meningkatkan akumulasi asam yang akan menyebabkan erosi dinding lambung. Posisi ini juga akan menyebabkan cairan usus yang bersifat basa bias masuk balik menuju lambung dengan akibat erosi dinding lambung dekat pylorus.
4. Meningkatkan pengosongan kandung empedu dan pankreas.
Adanya aliran chime yang lancar akan menyebabkan keluaran cairan empedu juga meningkat, hal ini akan mencegah pembentukan batu kandung empedu. Keluaran getah pancreas juga akan meningkat dengan posisi miring ke kanan.
5. Meningkatkan waktu penyerapan zat gizi.
Saat tidur pergerakan usus menigkat. Dengan posisi sebelah kanan, maka perjalanan makan yang telah tercerna dan siap di serap akan menjadi lebih lama, hal ini disebabkan posisi usus halus hingga usus besar ada dibawah. Waktu yang lama selama tidur memungkinkan penyerapan bias optimal.
6. Merangsang buang air besar (BAB).
Dengan tidur miring ke sebelah kanan, proses pengisian usus besar sigmoid (sebelum anus) akan lebih cepat penuh. Jika sudah penuh, akan merangsang gerak usus besar diikuti relaksasi dari otot anus sehingga mudah buang air besar.
7. Mengisitirahatkan kaki kiri.
Pada orang dengan pergerakan kanan, secara ergonomis guna menyeimbangkan posisi saat beraktifitas cenderung menggunakan kaki kiri sebagai pusat pembebanan. Sehingga kaki kiri biasanya cenderung lebih merasa pegal dari kanan, apalagi kaki menempati posisi paling bawah. Dan aliran darah di kaki untuk kembali cenderung lebih lambat. Jika tidur miring kanan, maka pengosongan vena kaki kiri akan lebih cepat sehingga rasa pegal lebih cepat hilang
8. Menjaga kesehatan paru-paru.
Paru-paru kiri lebih kecil dibandingkan dengan paru-paru kanan. Jika tidur miring ke sebelah kanan, jantung akan condong ke sebelah kanan. Hal ini tidak menjadi masalah karena paru-paru kanan lebih besar. Lain halnya jika bertumpu pada sebelah kiri, jantung akan menekan paru-paru kiri yang berukuran kecil, tentu ini sangat tidak baik
9. Menjaga saluran pernafasan.
Tidur miring mencegah jatuhnya lidah ke pangkal yang dapat mengganggu saluran pernafasan. Tidur dengan posisi telentang, mengakibatkan saluran pernafasan terhalang oleh lidah. Yang juga mengakibatkan seseorang mendengkur. Orang yang mendengkur saat tidur menyebabkan tubuh kekurangan oksigen. Bahkan terkadang dapat mengakibatkan terhentinya nafas untuk beberapa detik yang akan membangunkannya dari tidur. Orang tersebut biasanya akan bangun dengan keadaan pusing karena kurangnya oksigen yang masuk ke otak. Tentunya ini sangat mengganggu kualitas tidur.
Sungguh sangat sombong manusia, apabila manusia tidak mentaati tuhannya yang maha hidup lagi terus menerus dan tidak tertimpa rasa kantuk dan juga tidur. Sedangkan manusia hanyalah mahluk lemah yang apabila satu kegiatan ditinggalkan (seperti tidur yang kelihatannya sepele), ternyata dapat mengakibatkan dampak buruk bagi manusia itu sendiri sampai berujung kepada kematian.
Subhanallah....
Begitu indahnya syariat islam, sehingga apapun yang dilarang adalah tanda cinta ALLAH untuk manusia. Ada maksud yang mesti kita ketahui akan indah hikmah ALLAH kepada makhluk-Nya. Semoga ALLAH merahmati kita semua dengan kesabaran iman, dan takwa kepada-Nya. Aamiin
Salah satu keajaiban mukjizat sunnah Rosul adalah tentang posisi tidur,mari kita simak bersama-sama artikel di bawah:
Hendaknya mendahulukan posisi tidur di atas sisi sebelah kanan (rusuk kanan sebagai tumpuan) dan berbantal dengan tangan kanan, tidak mengapa apabila setelahnya berubah posisinya di atas sisi kiri (rusuk kiri sebagai tumpuan).
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah: “Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu.” (HR. Al-Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710).
Sahabat Fp Rahasia Shalat Dhuha. Salah satu adab tidur adalah
di anjurkan untuk miring ke kanan, dan di balik sunnah Nabi ini ternyata banyak sekali hikmah dan manfaat yang bisa kita ambil dari sisi kesehatan.
Berikut Manfaat Tidur Menghadap Ke Sebelah Kanan menurut Penjelasan Medis:
1. Mengistirahatkan otak sebelah kiri.
Secara anatomis, otak manusia terbagi menjadi dua bagian kanan dan kiri. Bagian kanan adalah otak yang mempersarafi organ tubuh sebelah kiri dan sebaliknya. Umumnya kita menggunakan organ tubuh bagian kanan sebagai anggota tubuh yang dominan dalam beraktifitas seperti makan, memegang dan lainnya.
Dengan tidur pada posisi sebelah kanan, maka otak bagian kiri yang mempersarafi segala aktifitas organ tubuh bagian kanan akan terhindar dari bahaya yang timbul akibat sirkulasi yang melambat saat tidur/diam.
Bahaya tersebut meliputi pengendapan bekuan darah, lemak, asam sisa oksidasi, dan peningkatan kecepatan atherosclerosis atau penyempitan pembuluh darah. Sehingga jika seseorang beresiko terkena stroke, maka yang beresiko adalah otak bagian kanan, dengan akibat kelumpuhan pada sebelah kiri (bagian yang tidak dominan).
2. Mengurangi beban jantung.
Posisi tidur kesebelah kanan yang rata, memungkinkan cairan tubuh (darah) terdistribusi merata dan terkonsentrasi di sebelah kanan (bawah). Hal ini akan menyebabkan beban aliran darah yang masuk dan keluar jantung lebih rendah. Dampak posisi ini adalah denyut jantung menjadi lebih lambat, tekanan darah juga akan menurun. Kondisi ini akan membantu kualitas tidur.
Tidur miring ke kanan membuat jantung tidak tertimpa organ lainnya. Hal ini disebabkan karena posisi jantung yang lebih condong berada di sebelah kiri. Tidur bertumpu pada sisi kiri menyebabkan curah jantung yang berlebihan, karena darah yang masuk ke atrium juga banyak yang disebabkan karena paru-paru kanan berada di atas. Sedangkan paru-paru kanan mendapatkan pasokan darah yang lebih banyak dari paru-paru kiri.
3. Mengistirahatkan lambung.
Lambung manusia berbentuk seperti tabung berbentuk koma dengan ujung katup keluaran menuju usus menghadap kearah kanan bawah. Jika seorang tidur kesebelah kiri maka proses pengeluaran chime ( makanan yang telah dicerna oleh lambung dan bercampur asam lambung ) akan sedikit terganggu, hal ini akan memperlambat proses pengosongan lambung.
Hambatan ini pada akhirnya akan meningkatkan akumulasi asam yang akan menyebabkan erosi dinding lambung. Posisi ini juga akan menyebabkan cairan usus yang bersifat basa bias masuk balik menuju lambung dengan akibat erosi dinding lambung dekat pylorus.
4. Meningkatkan pengosongan kandung empedu dan pankreas.
Adanya aliran chime yang lancar akan menyebabkan keluaran cairan empedu juga meningkat, hal ini akan mencegah pembentukan batu kandung empedu. Keluaran getah pancreas juga akan meningkat dengan posisi miring ke kanan.
5. Meningkatkan waktu penyerapan zat gizi.
Saat tidur pergerakan usus menigkat. Dengan posisi sebelah kanan, maka perjalanan makan yang telah tercerna dan siap di serap akan menjadi lebih lama, hal ini disebabkan posisi usus halus hingga usus besar ada dibawah. Waktu yang lama selama tidur memungkinkan penyerapan bias optimal.
6. Merangsang buang air besar (BAB).
Dengan tidur miring ke sebelah kanan, proses pengisian usus besar sigmoid (sebelum anus) akan lebih cepat penuh. Jika sudah penuh, akan merangsang gerak usus besar diikuti relaksasi dari otot anus sehingga mudah buang air besar.
7. Mengisitirahatkan kaki kiri.
Pada orang dengan pergerakan kanan, secara ergonomis guna menyeimbangkan posisi saat beraktifitas cenderung menggunakan kaki kiri sebagai pusat pembebanan. Sehingga kaki kiri biasanya cenderung lebih merasa pegal dari kanan, apalagi kaki menempati posisi paling bawah. Dan aliran darah di kaki untuk kembali cenderung lebih lambat. Jika tidur miring kanan, maka pengosongan vena kaki kiri akan lebih cepat sehingga rasa pegal lebih cepat hilang
8. Menjaga kesehatan paru-paru.
Paru-paru kiri lebih kecil dibandingkan dengan paru-paru kanan. Jika tidur miring ke sebelah kanan, jantung akan condong ke sebelah kanan. Hal ini tidak menjadi masalah karena paru-paru kanan lebih besar. Lain halnya jika bertumpu pada sebelah kiri, jantung akan menekan paru-paru kiri yang berukuran kecil, tentu ini sangat tidak baik
9. Menjaga saluran pernafasan.
Tidur miring mencegah jatuhnya lidah ke pangkal yang dapat mengganggu saluran pernafasan. Tidur dengan posisi telentang, mengakibatkan saluran pernafasan terhalang oleh lidah. Yang juga mengakibatkan seseorang mendengkur. Orang yang mendengkur saat tidur menyebabkan tubuh kekurangan oksigen. Bahkan terkadang dapat mengakibatkan terhentinya nafas untuk beberapa detik yang akan membangunkannya dari tidur. Orang tersebut biasanya akan bangun dengan keadaan pusing karena kurangnya oksigen yang masuk ke otak. Tentunya ini sangat mengganggu kualitas tidur.
Sungguh sangat sombong manusia, apabila manusia tidak mentaati tuhannya yang maha hidup lagi terus menerus dan tidak tertimpa rasa kantuk dan juga tidur. Sedangkan manusia hanyalah mahluk lemah yang apabila satu kegiatan ditinggalkan (seperti tidur yang kelihatannya sepele), ternyata dapat mengakibatkan dampak buruk bagi manusia itu sendiri sampai berujung kepada kematian.
Subhanallah....
Begitu indahnya syariat islam, sehingga apapun yang dilarang adalah tanda cinta ALLAH untuk manusia. Ada maksud yang mesti kita ketahui akan indah hikmah ALLAH kepada makhluk-Nya. Semoga ALLAH merahmati kita semua dengan kesabaran iman, dan takwa kepada-Nya. Aamiin
DUNIA DIMATA ORANG BERIMAN
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الدُّنْيَا سِجْنُ الْمُؤْمِنِ ، وَجَنَّةُ الكَافِرِ
“Dunia adalah penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir.” (HR. Muslim)
Dari Amr bin ‘Auf radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,
فَوالله مَا الفَقْرَ أخْشَى عَلَيْكُمْ ، وَلكِنِّي أخْشَى أنْ تُبْسَط الدُّنْيَا عَلَيْكُمْ كَمَا بُسِطَتْ عَلَى مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ ، فَتَنَافَسُوهَا كَمَا تَنَافَسُوهَا ، فَتُهْلِكَكُمْ كَمَا أهْلَكَتْهُمْ
“Demi Allah. Bukanlah kemiskinan yang aku khawatirkan menimpa kalian. Akan tetapi aku khawatir ketika dibukakan kepada kalian dunia sebagaimana telah dibukakan bagi orang-orang sebelum kalian. Kemudian kalian pun berlomba-lomba dalam mendapatkannya sebagaimana orang-orang yang terdahulu itu. Sehingga hal itu membuat kalian menjadi binasa sebagaimana mereka dibinasakan olehnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Ka’ab bin ‘Iyadh radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إنَّ لِكُلِّ أُمَّةٍ فِتْنَةً ، وفِتْنَةُ أُمَّتِي : المَالُ
“Sesungguhnya setiap umat memiliki fitnah, sedangkan fitnah ummatku adalah harta.” (HR. Tirmidzi, dia berkata hadits hasan sahih)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,
انْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ أسْفَلَ مِنْكُمْ وَلاَ تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ ؛ فَهُوَ أجْدَرُ أنْ لاَ تَزْدَرُوا نِعْمَةَ الله عَلَيْكُمْ
“Lihatlah kepada orang yang lebih rendah daripada kalian -dalam hal dunia- dan janganlah kalian melihat orang yang lebih di atasnya. Karena sesungguhnya hal itu akan membuat kalian tidak meremehkan nikmat yang Allah berikan kepada kalian.” (HR. Muslim)
Dari Shuhaib radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
عَجَباً لأمْرِ المُؤمنِ إنَّ أمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ خيرٌ ولَيسَ ذلِكَ لأَحَدٍ إلاَّ للمُؤْمِن : إنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكانَ خَيراً لَهُ ، وإنْ أصَابَتْهُ ضرَاءُ صَبَرَ فَكانَ خَيْراً لَهُ
“Sangat mengagumkan urusan seorang mukmin. Sesungguhnya semua urusannya adalah baik baginya. Dan hal itu tidak didapatkan kecuali pada diri orang mukmin. Apabila dia mendapatkan kesenangan maka dia bersyukur. Dan apabila dia mendapatkan kesusahan maka dia akan bersabar.” (HR. Muslim)
Dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إنَّ الدُّنْيَا حُلْوَةٌ خَضِرَةٌ وَإنَّ الله تَعَالَى مُسْتَخْلِفُكُمْ فِيهَا، فَيَنْظُرُ كَيْفَ تَعْمَلُونَ، فَاتَّقُوا الدُّنْيَا وَاتَّقُوا النِّسَاءَ
“Sesungguhnya dunia ini manis dan hijau. Dan sesungguhnya Allah ta’ala menyerahkannya kepada kalian untuk diurusi kemudian Allah ingin melihat bagaimana sikap kalian terhadapnya. Maka berhati-hatilah dari fitnah dunia dan wanita.” (HR. Muslim)
Dari Ibnu Umar radhiyallahu’anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كُنْ في الدُّنْيَا كَأنَّكَ غَرِيبٌ ، أَو عَابِرُ سَبيلٍ
“Jadilah kamu di dunia seperti halnya orang asing atau orang yang sekedar numpang lewat/musafir.” (HR. Bukhari)
Dari Sahl bin Sa’id as-Sa’idi radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَوْ كَانَت الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ الله جَنَاحَ بَعُوضَةٍ ، مَا سَقَى كَافِراً مِنْهَا شَرْبَةَ مَاءٍ
“Seandainya dunia ini di sisi Allah senilai harganya dengan sayap nyamuk niscaya Allah tidak akan memberi minum barang seteguk sekalipun kepada orang kafir.” (HR. Tirmidzi, dan dia berkata hadits hasan sahih)
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا لِي وَلِلدُّنْيَا ؟ مَا أَنَا في الدُّنْيَا إِلاَّ كَرَاكِبٍ اسْتَظَلَّ تَحْتَ شَجَرَةٍ ثُمَّ رَاحَ وَتَرَكَهَا
“Ada apa antara aku dengan dunia ini? Tidaklah aku berada di dunia ini kecuali bagaikan seorang pengendara/penempuh perjalanan yang berteduh di bawah sebuah pohon. Kemudian dia beristirahat sejenak di sana lalu meninggalkannya.” (HR. Tirmidzi, dia berkata hadits hasan sahih)
Dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اللَّهُمَّ لاَ عَيْشَ إِلاَّ عَيْشَ الآخِرَةِ
“Ya Allah tidak ada kehidupan yang sejati selain kehidupan akhirat.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Aamiin... Aamiin... Aamiin... Ya Robbal... Alamin...
' Assalaamu ‘alaa manit-taba’al-hudaa'
الدُّنْيَا سِجْنُ الْمُؤْمِنِ ، وَجَنَّةُ الكَافِرِ
“Dunia adalah penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir.” (HR. Muslim)
Dari Amr bin ‘Auf radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,
فَوالله مَا الفَقْرَ أخْشَى عَلَيْكُمْ ، وَلكِنِّي أخْشَى أنْ تُبْسَط الدُّنْيَا عَلَيْكُمْ كَمَا بُسِطَتْ عَلَى مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ ، فَتَنَافَسُوهَا كَمَا تَنَافَسُوهَا ، فَتُهْلِكَكُمْ كَمَا أهْلَكَتْهُمْ
“Demi Allah. Bukanlah kemiskinan yang aku khawatirkan menimpa kalian. Akan tetapi aku khawatir ketika dibukakan kepada kalian dunia sebagaimana telah dibukakan bagi orang-orang sebelum kalian. Kemudian kalian pun berlomba-lomba dalam mendapatkannya sebagaimana orang-orang yang terdahulu itu. Sehingga hal itu membuat kalian menjadi binasa sebagaimana mereka dibinasakan olehnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Ka’ab bin ‘Iyadh radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إنَّ لِكُلِّ أُمَّةٍ فِتْنَةً ، وفِتْنَةُ أُمَّتِي : المَالُ
“Sesungguhnya setiap umat memiliki fitnah, sedangkan fitnah ummatku adalah harta.” (HR. Tirmidzi, dia berkata hadits hasan sahih)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,
انْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ أسْفَلَ مِنْكُمْ وَلاَ تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ ؛ فَهُوَ أجْدَرُ أنْ لاَ تَزْدَرُوا نِعْمَةَ الله عَلَيْكُمْ
“Lihatlah kepada orang yang lebih rendah daripada kalian -dalam hal dunia- dan janganlah kalian melihat orang yang lebih di atasnya. Karena sesungguhnya hal itu akan membuat kalian tidak meremehkan nikmat yang Allah berikan kepada kalian.” (HR. Muslim)
Dari Shuhaib radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
عَجَباً لأمْرِ المُؤمنِ إنَّ أمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ خيرٌ ولَيسَ ذلِكَ لأَحَدٍ إلاَّ للمُؤْمِن : إنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكانَ خَيراً لَهُ ، وإنْ أصَابَتْهُ ضرَاءُ صَبَرَ فَكانَ خَيْراً لَهُ
“Sangat mengagumkan urusan seorang mukmin. Sesungguhnya semua urusannya adalah baik baginya. Dan hal itu tidak didapatkan kecuali pada diri orang mukmin. Apabila dia mendapatkan kesenangan maka dia bersyukur. Dan apabila dia mendapatkan kesusahan maka dia akan bersabar.” (HR. Muslim)
Dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إنَّ الدُّنْيَا حُلْوَةٌ خَضِرَةٌ وَإنَّ الله تَعَالَى مُسْتَخْلِفُكُمْ فِيهَا، فَيَنْظُرُ كَيْفَ تَعْمَلُونَ، فَاتَّقُوا الدُّنْيَا وَاتَّقُوا النِّسَاءَ
“Sesungguhnya dunia ini manis dan hijau. Dan sesungguhnya Allah ta’ala menyerahkannya kepada kalian untuk diurusi kemudian Allah ingin melihat bagaimana sikap kalian terhadapnya. Maka berhati-hatilah dari fitnah dunia dan wanita.” (HR. Muslim)
Dari Ibnu Umar radhiyallahu’anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كُنْ في الدُّنْيَا كَأنَّكَ غَرِيبٌ ، أَو عَابِرُ سَبيلٍ
“Jadilah kamu di dunia seperti halnya orang asing atau orang yang sekedar numpang lewat/musafir.” (HR. Bukhari)
Dari Sahl bin Sa’id as-Sa’idi radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَوْ كَانَت الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ الله جَنَاحَ بَعُوضَةٍ ، مَا سَقَى كَافِراً مِنْهَا شَرْبَةَ مَاءٍ
“Seandainya dunia ini di sisi Allah senilai harganya dengan sayap nyamuk niscaya Allah tidak akan memberi minum barang seteguk sekalipun kepada orang kafir.” (HR. Tirmidzi, dan dia berkata hadits hasan sahih)
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا لِي وَلِلدُّنْيَا ؟ مَا أَنَا في الدُّنْيَا إِلاَّ كَرَاكِبٍ اسْتَظَلَّ تَحْتَ شَجَرَةٍ ثُمَّ رَاحَ وَتَرَكَهَا
“Ada apa antara aku dengan dunia ini? Tidaklah aku berada di dunia ini kecuali bagaikan seorang pengendara/penempuh perjalanan yang berteduh di bawah sebuah pohon. Kemudian dia beristirahat sejenak di sana lalu meninggalkannya.” (HR. Tirmidzi, dia berkata hadits hasan sahih)
Dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اللَّهُمَّ لاَ عَيْشَ إِلاَّ عَيْشَ الآخِرَةِ
“Ya Allah tidak ada kehidupan yang sejati selain kehidupan akhirat.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Aamiin... Aamiin... Aamiin... Ya Robbal... Alamin...
' Assalaamu ‘alaa manit-taba’al-hudaa'
Langganan:
Postingan
(
Atom
)